Chelsea yang royal belanja pemain di awal musim masih mencari formula yang tepat untuk menemukan performa terbaik tim.
Menimbang situasi ini, Liverpool harus segera bergerak cepat. Mencari konsistensi yang pernah mereka torehkan di musim lalu. Hanya dengan itu, Liverpool bisa mempertahankan gelar juara.
Konsistensi yang dicapai Liverpool musim lalu cukup menarik. Tidak perlu menang besar. Hanya bermain efektif, cetak satu gol, dan kemudian raih poin penuh. Sebaliknya menang besar, tanpa konsistensi kerap kali berakhir hampa.
Sebenarnya, bukan hanya Liverpool yang berpeluang raih juara musim ini. Semua tim akan bisa meraih gelar Liga Inggris bergantung pada konsistensi.
Sejauh ini, Everton dan Aston Villa yang terbilang konsisten sejak awal musim. Namun, mereka juga ikut terantuk.
Harapannya, itu menjadi pelajaran agar tidak terantuk pada batu yang sama. Dengan kata lain, mereka juga bangkit agar dominasi tim-tim seperti Chelsea, Tottenham, Liverpool dan Manchester City cepat-cepat menghilangkan mereka dari tangga atas klasemen sementara Liga Inggris. Â
Terlepas penampilan Everton dan catatan ketidakkonsisten tim-tim besar musim ini, Leicester City perlu diperhintungkan. Seperti musim-musim sebelumnya, Leicester kembali hadir sebagai kuda hitam.
Paling tidak dua tim besar harus tunduk di bawah kekuatan Jamie Vardy dan kawan-kawan pada musim ini. Manchester City dicukur 5-2 (27/9) dan Arsenal dipermalukan dengan skor tipis 1-0 (26/10).
Kehadiran Leicester sangatlah menarik. Performa klub ini menambah hangat kompetesi Liga Inggris. Paling tidak, beberapa tahun terakhir Leicester berhasil mengganggu dinasti tim langganan empat besar.
Musim ini, Leicester terlihat tidak sendirian. Everton dan Aston Villa bisa mengikuti jejak Leicester sebagai tim kuda hitam dalam mengganggu kemapanan tim langganan empat dan lima besar klasemen. Penampilan tim-tim ini mampu mengubah prediksi pertandingan.
Man City dan Arsenal sudah merasakan gigitan si Rubah Biru. Menariknya, saat berhadapan dengan tim-tim papan tengah, Leicester tampil kurang konsisten. Malah cenderung melempem. Tercatat setelah kemenangan besar kontra Man City (27/9), Leicester malah dicukur 3 gol tanpa balas kontra West Ham (4/10) dan kalah tipis 0-1 dari Aston Villa (19/10).