Catatan apik yang ditorehkan Everton sejak pertandingan perdana musim ini berakhir di tangan Southampton. Dua gol yang tercipta di babak pertama (menit 27 dan 35) sudah cukup membuat pasukan Carlo Ancelotti harus kembali berpijak di daratan.
Sebenarnya sebuah kekalahan hanya menanti waktu. Kemenangan demi kemenangan tidaklah kekal. Kalau tidak waspada, peluang tumbang sangat sulit dihindari.
Everton mempunyai catatan gemilang sejak awal musim ini. Tak sekalipun mengecap kekalahan di lima laga. Hanya sekali imbang saat kontra tim sekotanya, Liverpool. Barangkali tim-tim lain ikut mewanti-wanti dengan performa Everton yang ditorehkan Liverpool tersebut.
Manchester United, Arsenal, Tottenham Hotspur, dan Chelsea tidak boleh tutup mata. Manchester City dan Liverpool juga harus waspada dengan cara kerja pelatih sarat pengalaman Carlo Ancelotti di musim keduanya di Everton.
Apalagi musim ini Everton berhasil mendatangkan James Rodriquez. James yang tidak dipentingkan di Real Madrid langsung mendapat tempat di Everton. Kepercayaan itu disia-siakan. James langsung menjadi aktor penting di dalam skuad Carlo Ancelotti lewat penampilan ciamiknya di lapangan hijau.
Namun, situasi perlahan berubah. Everton akhirnya kalah. Kekalahan ini menutup buku tentang tim yang tak terkalahkan di Liga Inggris musim ini.
Ini juga membuka pintu asa bagi Liverpool. Si juara bertahan musim lalu.
Paling tidak, pasukan Jurgen Klopp bisa melihat bahwa tidak ada tim yang konsisten musim ini. Ketidakkonsisten ini bisa juga menggenapi situasi di timnya yang juga tampil tidak terlalu konsisten seperti musim lalu.
Apalagi salah satu palang penting di lini belakang Van Dijk dibekap cedera serius dan mesti ditepikan untuk jangka waktu yang relatif lama. Dengan ini, Jurgen Klopp harus putar otak untuk menguatkan barisan belakang. Salah mengatur barisan belakang, Klopp bisa terjerembab.
Maka dari itu, selagi musim masih dimulai, Klopp harus segera menemukan formula yang tepat untuk menguatkan barisan belakang. Apalagi tim-tim besar lainnya masih tampil di bawah standar.
Misalnya, rival terberatnya Manchester City. Pasukan Pep Guardiola juga kurang tampil konsisten di awal musim ini. Lalu, duo merah Arsenal dan Manchester United masih belum menemukan ritme yang tepat.