Mohon tunggu...
Gobin Dd
Gobin Dd Mohon Tunggu... Buruh - Orang Biasa

Menulis adalah kesempatan untuk membagi pengalaman agar pengalaman itu tetap hidup.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Hidup Tidak Menikah, Bukanlah Aib tetapi Pilihan Hidup

14 Oktober 2020   19:21 Diperbarui: 14 Oktober 2020   19:34 1165
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber foto: pexel.com

Bahkan ada pula yang menilai bahwa tidak menikah serupa aib bagi sebuah keluarga. Ada hal yang menodai keberadaan sebuah keluarga.

Pandangan seperti ini begitu sempit. Menikah dan hidup tidak menikah merupakan dua pilihan hidup. Setiap orang bisa memilih dari dua model hidup ini.

Memilih hidup menikah merupakan hal yang lumrah terjadi di tengah masyarakat. Sementara itu, hidup singel belum terlalu biasa untuk beberapa konteks hidup masyarakat. Makanya, saat seseorang belum menikah, orang kerap bertanya, "Kapan Menikah?"

Hidup tidak menikah sudah menjadi pilihan hidup. Bahkan untuk konteks sosial tertentu, pilihan ini diterima dan sangat biasa. Tidak perlu dipersoalkan dan dipertanyakan. Hal itu seyogianya diterima sebagai hak dari seorang pribadi untuk menjalani hidupnya.

Prinsipnya, sebuah pilihan diambil karena itu dinilai bisa memberikan kebahagiaan. Seorang memilih untuk menikah karena dia merasa dan menyadari bahwa lewat pernikahan dan berkeluarga, dia bisa bahagia. Makanya, dia membutuhkan seorang rekan untuk membangun keluarga.

Begitu pula, seorang yang memilih hidup singel. Dia memilih hidup singel karena dia merasa bahwa hidup itu memberikan kebahagiaan dan ketenangan batin. Lebih baik hidup singel daripada dibelenggu oleh ketidakbahagiaan dengan pilihan hidup yang salah.

Dengan demikian, hidup singel bukanlah aib. Itu merupakan pilihan hidup seseorang. Pilihan hidup itu merupakan ekspresi dari hak seseorang dalam menjalani hidupnya. Hal itu mesti dihargai dan dihormati. Dengan demikian, pertanyaan "Kapan Menikah?" pun perlu direm.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun