Sejak 1 Juni pada pekan ini, banyak sekolah di Filipina mulai membuka pendaftaran. Pendaftarannya bisa secara online, bisa juga secara konvensional.
Pendaftaran online menjadi salah satu cara untuk mengurangi kontak langsung antara murid dengan guru. Banyak cara untuk melakukan pendaftaran online. Bergantung pada kemampuan sekolah memanfaatkan media di internet.
Saya menanyakan salah seorang guru SD di salah desa tetangga tentang bagaimana melakukan pendaftaran online. Dia memanfaatkan messenger FB. Nama siswa baru dikirim lewat messenger dan kemudian dicopy. Lalu, diatur pada dokumen yang semestinya. Mau tidak mau, dia harus selalu setia mengecek messenger FBnya.
Pendaftaran online menjadi perlu menimbang aturan yang masih diterapkan. Dalam mana, anak berusia 0-19 tahun masih dibatasi untuk keluar dari rumah.
Selain itu, ada pula pendaftaran yang masih berlaku konvensional. Ini bisa dibuat jika rumah berada dekat dengan rumah seorang guru yang ditetapkan untuk menerima pendaftaran. Anak sekolah mengisi formulir di rumah mereka dan kemudian formulir itu diantar ke rumah guru mereka. Â
Rencananya sekolah-sekolah akan dibuka 24 Agustus mendatang. Namun, tidak setiap hari para siswa pergi ke sekolah. Mungkin hanya 2-3 hari saja selama sepekan para siswa melakukan tatap muka di sekolah. Selebihnya, para murid akan belajar online.
Seperti di Indonesia, persoalan belajar online bukanlah perkara gampang. Bukan saja soal akses internet, tetapi juga menyangkut dana tambahan. Orangtua harus menyediakan dana tambahan untuk data internet kepada anak mereka. Padahal, tidak sedikit pun orang yang sering menghabiskan data internet dalam waktu yang relatif singkat.Â
Inilah yang menjadi salah satu protes seorang ibu. Dia memerotes belajar daring yang memanfaatkan intenet. Ibu ini mulai merunut beberapa kesulitan belajar daring. Salah satunya adalah soal data internet.Â
Mau belajar daring, data internet mesti tersedia. Jadi, orangtua mesti membeli data internet agar anak mereka bisa belajar daring.
Ibu ini mempunyai usaha bisnis. Juga, menjual pulsa internet. Rumahnya, hanya 100 meter dari sekolah.Â
Awalnya, saya memperhatikan salah satu anaknya bersama dengan temannya sibuk mengisi formulir pendaftaran. Mereka mendaftar sebagai murid baru SMP. Mereka sangat bersemangat. Mungkin karena pengalaman pertama dan mau menghadapi lingkungan baru.