Menjaga Rahasia, Menjaga Kepercayaan
Cara menjaga rahasia a la Korea Utara bisa menjadi cara kita menjaga rahasia yang kita miliki. Rahasia itu mesti ditutup. Dibuka kalau kita menginginkannya atau juga pihak-pihak yang terlibat dalam rahasia itu juga menghendakinya.
Tidak semua pendekatan yang dilakukan oleh Korea Utara menjadi pendekatan kita dalam menjaga rahasia kita. Paling tidak, kita belajar dalam mengontrol diri untuk menjaga rahasia dan kapan membuka selubung rahasia tersebut ke publik. Â
Saya yakin umumnya kita mempunyai rahasia. Rahasia pribadi maupun rahasia kelompok.
Tentang rahasia pribadi, kita kadang menceritakan rahasia itu kepada orang lain. Terlebih lagi, rahasia pribadi yang memberikan beban batin.
Misalnya, kita membicarakan itu kepada penasihat spiritual atau juga seorang konselor. Tujuannya, agar rahasia itu tidak membebankan hidup kita. Namun, di balik itu, kita berharap agar hal itu menjadi rahasia antara kita dengan orang yang kita percayai itu. Tidak lebih dari itu. Â
Saya kira menjaga rahasia bukanlah hal buruk. Asalkan upaya itu dilakukan untuk kebaikan diri sendiri dan kebaikan bersama.
Menjaga sebuah rahasia bukanlah hal gampang. Sudah banyak kali terjadi rahasia terbongkar karena tidak adanya kontrol diri. Kontrol diri untuk mengatakan apa yang boleh disampaikan dan apa yang tidak boleh.
Rahasia yang terbongkar kadang berujung pada rusaknya sebuah relasi. Sulit dibayangkan kalau ada pejabat pemerintah Korea Utara yang membocorkan kondisi yang sebenarnya dari Kim Jong-un yang selama 20-an hari menghilang.
Pastinya, pejabat pemerintah itu sudah mendapat hukuman serius dari pemerintah Korea Utara. Toh, anggota keluarga saja dihukum, apalagi yang tidak mempunyai hubungan darah sama sekali.
Pada situasi seperti ini, pemerintah Korea Utara secara umum berhasil mengontrol diri. Kontrol diri untuk tidak membocorkan situasi yang sementara terjadi, meskipun kontrol diri itu juga terjadi karena tekanan besar dari atas. Tetapi hal itu sudah menyebabkan pemerintah berhasil menjaga rahasia negara.
Rahasia juga terjaga dengan baik karena adanya kepercayaan antara satu sama lain. Misalnya, saya mengatakan rahasia saya kepada seorang teman baik, penasihat spiritual dan konselor karena saya mempercayai mereka. Tanpa kepercayaan ini, belum tentu saya berani mengatakan rahasia saya kepada mereka.