Mohon tunggu...
Gobin Dd
Gobin Dd Mohon Tunggu... Buruh - Orang Biasa

Menulis adalah kesempatan untuk membagi pengalaman agar pengalaman itu tetap hidup.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Menjaga Physical Distancing di Luar Rumah, Menguatkan Social Relationship di Medsos

17 April 2020   19:56 Diperbarui: 17 April 2020   22:00 176
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi media sosial (Sumber foto BBC.com)

Bagi daerah yang memberlakukan karantina wilayah secara ketat, situasi sepi menjadi pemandangan yang tidak dielakkan. 

Mobilisasi masa di luar rumah begitu minim. Jalan raya terlihat lengang. Sebagian besar orang harus tinggal dan berada di rumah.

Di Filipina, semenjak pemberlakuan karantina wilayah, jalan raya dan lingkungan di sekitar berubah sepi. Sebagian besar orang harus tinggal di rumah. Ini adalah bagian dari aturan untuk menjaga physical distancing. Ada jadwal yang sudah diatur untuk bepergian ke luar rumah, misalnya, ke kota.

Mereka yang boleh pergi juga adalah mereka yang sudah mengantongi kartu identitas dari pihak pemerintah kabupaten. Hanya satu orang di salah satu keluarga yang mengantongi kartu identitas itu. Tanpa kartu identitas karantina itu, seseorang tidak seenaknya melakukan perjalanan. Dengan aturan seperti ini, paling tidak banyak orang yang mengikuti aturan physical distancing.

Dibarengi dengan situasi sepi ini, satu kecenderungan yang pasti adalah orang menjadi aktif di media sosial. Di Filipina, penggunaan aplikasi WhatsApp belum terlalu diminati bila dibandingkan di Indonesia. Yang masih umum dipakai adalah aplikasi Facebook dan Messenger.

Media sosial menjadi medium yang menemani selama masa karantina. Pelbagai berita dan informasi gampang diperoleh lewat medsos. Sharing berita dari anggota grup sangat membantu untuk menambah informasi.

Medsos menjadi tempat meluapkan pelbagai perasaan. Terlebih khusus, perasaan di tengah situasi masa karantina. Meski diluapkan dengan meme-meme yang bernada lucu, tetapi dibalik itu ada keprihatinan, kesedihan dan kekecewaan dengan situasi yang sedang terjadi.

Saya mengikuti dua grup di aplikasi Messenger FB dan beberapa grup di aplikasi WA. Aplikasi grup FB ini terdiri dari orang Filipina. Sementara aplikasi WA terdiri dari orang-orang Indonesia yang tinggal di Filipina. Aktivitas di grup ini meningkat bila dibandingkan dengan situasi sebelum masa karantina.

Jika sebelum masa karantina, hanya informasi penting yang nampak di grup. Juga, hanya orang-orang yang sama yang memposting sesuatu di grup.

Memang, ada video, gambar dan meme, tetapi tanggapan dari anggota grup acap kali kering dan tidak begitu antusias. Mungkin ini terjadi karena sebagian besar orang sibuk dengan pekerjaan dan urusan pribadi. Sehingga, waktu berdiam diri dengan media sosial begitu sedikit.

Namun, saat ini anggota grup tiba-tiba aktif. Banyak video, gambar dan tulisan yang nampak di grup. Bukan hanya orang-orang yang sama yang memposting. Bahkan yang tidak biasa posting manjadi aktif. Banyak anggota grup juga yang ikut berkomentar guna menambah hangat diskusi dan pembicaraan di grup.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun