Sebagai kaum beriman dan beragama, konteks berdoa dari rumah sebenarnya bukanlah hal yang baru. Saat kita menyebut diri kita sebagai orang beriman, dengan ini sekiranya kita sudah biasa mempraktikkan kebiasaan berdoa di dan dari rumah. Bentuknya bisa berdoa pribadi atau pun berdoa sebagai sebuah keluarga.
Makanya, sebuah kebohongan kalau kita menyebut diri beragama, tetapi tidak berdoa. Seharusnya identitas diri beragama berjalan bersama dengan hidup berdoa.
 Berdoa tidak mengenal ruang dan waktu. Berdoa itu sendiri merupakan cara kita sebagai seorang yang beriman untuk berkomunikasi dengan Tuhan.
Doa menjadi cara bagi kita yang beragama untuk berelasi dengan Tuhan. Meski setiap kita mempunyai cara yang berbeda dalam berdoa, tujuannya tetap satu dan sama yakni kepada Sang Khalik.
Nuansa berdoa dari rumah menjadi sedikit tergeser di tengah serangan wabah virus Corona saat ini. Pasalnya, berdoa secara komunal dalam konteks yang lebih luas di tempat ibadah seperti di gereja, masjid dan pura dibatasi. Tempat ibadah ditutup untuk sementara waktu.
Untuk agama Kristen umumnya, penutupan tempat ibadah tidak membatasi upacara keagamaan itu sendiri. Upacara keagamaan dalam rupa perayaan misa dan ibadah yang biasa dirayakan setiap hari Minggu tetap berlangsung walau tanpa kehadiran umat.
Bersyukur sekali, kita hidup di era di mana perkembangan teknologi kian maju. Guna mengakomodasi kebutuhan umat untuk berdoa dari rumah, banyak pemimpin agama yang melakukan siaran langsung lewat internet ataupun TV. Jadinya, walau dipisahkan oleh ruang, umat dan pemimpin agama tetap berdoa dalam satu persatuan yang sama.
Pemimpin agama berdoa di gereja dan umat berdoa dari rumah. Berdoa dari rumah ini bukan berjalan satu arah, tetapi ini sekiranya mengikuti tata cara upacara itu sendiri, Â yang ditayangkan lewat TV maupun internet.
Singkatnya, disposisi diri berdoa di rumah sekiranya sama dengan disposisi diri saat mengikuti perayaan aktual di gereja.
Contohnya, kalau ke gereja kita seharusnya berpenampilan menarik dan bersih, sekiranya saat berdoa dari rumah kita juga berpenampilan demikian.
Kalau suasana perayaan di gereja dipenuhi keheningan, berdoa dari rumah juga mesti diwarnai oleh keheningan. Bahkan saat perayaan itu membutuhkan jawaban umat, umat semestinya menjawab walaupun tanpa kontak lansung dengan pemimpin upacara.