Belum lagi, anak cenderung berpikir kalau sia-sia saja menyampaikan perasaan kepada orangtua. Alasannya, orangtua tidak mau tahu dan tidak mau peduli dengan apa yang disampaikan oleh orangtua. Â
Saat orangtua berhasil menjadi figur teman baik, anak bisa merasakan kedekatan dan kenyamanan. Faktor ini membuka peluang bagi anak untuk mengekspresikan diri secara bebas dan terbuka.
Kalau memang ekspresi diri itu merupakan sesuatu yang positif, orangtua hadir untuk mendukung. Tetapi kalau ekspresi diri merupakan persoalan, situasi negatif dan pandangan salah, pada titik itu pula orangtua menjadi figur teman yang mengiringi anak pada hal benar.
Suatu waktu saya menanyakan pada seorang anak perempuan, siswa SMP tentang alasan dia  lebih dekat pada figur ayah daripada ibu. Katanya, ayahnya seperti seorang teman curhat (curahan hati). Dia bebas mengungkapkan diri dan perasaannya kepada ayahnya. Bahkan kepada ayahnya dia bisa menyampaikan persoalan yang dihadapi di sekolah dan dengan teman-temannya.
Sementara itu, baginya figur ibunya terlalu menekankan kedisiplinan dan agak berlaku keras dalam mendidik. Sangat sulit mendekati ibunya karena banyak pertimbangan yang akan diberikan.
Kalau sosok ayah, dia begitu terbuka dan memberikan kebebasan kepadanya untuk berekspresi. Jadinya, dia menjadi dekat dengan ayahnya.
Hemat saya, tidak salah seorang anak lebih dekat pada salah satu figur ayah atau ibu. Toh, orangtua bisa saling berbagi cerita tentang pengalaman mereka bersama anak. Dengan kata lain, kedekatan itu tidak bersifat tertutup. Kedekatan itu bisa menjadi alat bagi suami-istri untuk melihat dan menilai perkembangan anak bersama.
Membangun relasi antara anak dan orangtua merupakan sesuatu yang sangat penting dalam sebuah relasi. Kedekatan itu serupa dengan relasi antara teman baik.
Dalam mana, anak bisa mengekspresikan diri dengan leluasa dan percaya diri. Ekspresi diri anak itu bisa menjadi bahan bagi orangtua untuk mengevaluasi dan mendidik anak.
Gobin Dd
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H