Pihak medis, dokter, perawat dan siapa saja yang terlibat secara langsung dalam penanganan Covid-19 adalah pahlawan kemanusiaan bagi kita saat ini. Mereka bukan saja mengorbankan waktu dan energi, mereka juga mengorbankan hidup mereka. Usaha mereka juga merupakan bentuk untuk melindungi kita dari Covid-19.
Untuk konteks Indonesia, sudah ada beberapa pekerja medis yang dinyatakan terjangkit Covid-19. Bahkan ada dokter yang harus menghadapi maut karena pelayanan mereka terhadap pasien Covid-19.
Terjangkit penyakit Covid-19 atau mengalami kematian karena Covid-19 adalah konsekuensi bagi pekerja medis yang melayani pasien penyakit Covid-19.
Karenanya, sangat tepat sekali dengan seruan untuk melindungi kaum medis dengan menjaga kesehatan diri kita sendiri. Kita mengikuti aturan dan arahan pemerintah sebagai dukungan kita bagi kaum medis. Â
Saat kita menjaga diri kita, seperti misal, tidak keluar dari rumah, pada saat itu pula kita meminimalisir kerja kaum medis. Tetapi kalau kita tidak menjaga diri dan tidak taat aturan, kita juga bisa menjadi beban bagi kaum medis. Apalagi kalau karena ketidaktaatan itu, kita menderita dan menyebarkan penyakit Covid-19.
Selain peluang terjangkit Covid-19, sisi lain dari konsekuensi bekerja sebagai kaum medis di tengah wabah Covid-19 adalah diskriminasi. Perlakuan tidak adil dari masyarakat di mana mereka tinggal dan jumpai.
Diskriminasi ini terjadi saat kaum medis yang bekerja di rumah sakit yang melayani Covid-19 ditolak atau diperlakukan tidak adil di komunitas sosialnya. Hal ini terjadi di beberapa tempat.
Salah satunya di India. Di beberapa tempat di India, pekerja medis mendapat perlakuan diskriminasi dari masyarakat yang berada di lingkungan mereka.
Seperti yang dilansir dalam CNN. Com (25/3/2020), setelah pemerintah memutuskan untuk lockdown India, persoalan yang hadir adalah panic buying dan perlakuan negatif kepada dokter dan semua yang bekerja menangani pasien Covid-19.
Beberapa kaum medis yang tinggal di ibukota India, New Delhi menyatakan kalau mereka mendapatkan perlakuan diskriminasi dari lingkungan mereka. Diskriminasi ini terjadi karena kecemasan orang-orang kalau mereka menilai pekerja kesehatan itu terinfeksi Covid-19.
Sedihnya, beberapa dokter dan perawat harus diminta untuk mengosongkan rumah yang mereka sewa. Perlakuan ini hadir karena pemilik rumah cemas kalau pekerja medis itu bisa menjadi pembawa virus Corona.