Mohon tunggu...
Gobin Dd
Gobin Dd Mohon Tunggu... Buruh - Orang Biasa

Menulis adalah kesempatan untuk membagi pengalaman agar pengalaman itu tetap hidup.

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Keputusan "Lockdown" Belum Mendesak dan Anies yang Tunduk pada Keputusan Jokowi

17 Maret 2020   11:57 Diperbarui: 17 Maret 2020   12:10 1136
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber foto: Kompas.com

Kosa kata Lockdown menjadi familiar saat pemerintah China memutuskan  untuk menutup akses ke kota Wuhan. Kota Wuhan menjadi muara pertama kehadiran Covid-19.

Kota yang dikenal sebagai salah satu kota dengan pasar makanan eksotis ini terkunci. Masyarakat dianjurkan untuk tinggal dan berada di rumah. Tujuannya agar virus Corona tidak menyebar luas.

Di balik langkah lockdown ini pemerintah juga bekerja ekstra keras. Fasilitas medis dibangun dan dipersiapkan sebaik mungkin. Petugas medis diperbanyak. Penelitian tentang virus Corona ditingkatkan. Alhasil, kota Wuhan perlahan-lahan keluar dari krisis Virus Corona.

Kebangkitan kota Wuhan ditandai oleh kunjungan dari Presiden China, Xi Jinping ke kota tersebut beberapa pekan lalu.

Pesan dari kunjungan ini adalah kota Wuhan bisa keluar dan kembali dari situasi krisi ke kondisi yang agak membaik. Pesan ini bisa menjadi pesan untuk semua negara yang berhadapan dengan situasi yang sama.

China berhasil keluar dari krisis ini karena mereka mempunyai kemampuan yang mumpuni. Fasilitas kesehatan saja bisa dibangun dalam rentang lebih dari sepekan. Karenanya, walaupun kota di-lockdown, pemerintah mempunyai kemampuan untuk menjamin situasi rakyat yang berada dalam jangkauan ruang isolasi tersebut.

Selain itu, lockdown dibuat karena kebutuhan mendesak. Pasien penderita Covid-19 meningkat drastis dalam waktu yang singkat. Keputusan lockdown dinilai menjadi pilihan untuk meminimalisir penyebaran virus Corona tersebut.

Sementara di Indonesia, pilihan untuk lockdown masih belum mendesak. Betapa tidak, kasus masih minim dibandingkan dengan negara-negara lain. Sejauh ini, ada 134 terinfeksi, 8 Sembuh dan 5 orang meninggal dunia.

Selain itu, pasien yang pertama-tama yang dideteksi menderita penyakit Covid-19 ini dinyatakan sembuh. Bahkan mereka dipertunjukkan di depan publik (Kompas.com 17/03/2020).

Kehadiran ketiga pasien Covid-19 ke hadapan publik menunjukkan kalau penyakit Covid-19 bisa disembuhkan. Pada kenyataannya, pemerintah bisa melakukan hal itu walaupun tanpa melakukan lockdown.

Keputusan lockdown tidak boleh dipandang sebelah mata. Keputusan lockdown ini tidak hanya mematikan aktivitas masyarakat untuk sekian waktu, tetapi bisa memberikan dampak psikologis kepada masyarakat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun