Setiap orang memiliki pelbagai macam kisah dan pengalaman hidup. Karena kisah dan pengalaman itu, ada kecenderungan untuk mengisahkannya entah itu lewat tulisan maupun bahasa lisan.
Menuangkan sebuah kisah dan pengalaman kerap menghadirkan kelegaan. Apalagi kalau kisah dan pengalaman itu merupakan persoalan yang menimbulkan beban batin. Â
Kelegaan bisa semakin besar kalau yang mendengarkan kisah tersebut mempunyai respon yang positif. Dia mendengarkan kisah itu dengan seksama dan memberikan respon tanpa cenderung mendominasi dan menghakimi.
Sewaktu masih berada di sekolah berasrama, ada salah satu program yang biasa kami buat setiap hari Jumat malam. Tepatnya dari jam 06.00 sampai 07.00 malam. Program itu adalah sharing atau membagi pengalaman di antara teman-teman dalam sebuah kelompok.
Biasanya dalam satu kelas, kami terbagi dalam lima sampai enem kelompok. Dalam satu kelompok, ada lima sampai enem orang. Tujuannya agar proses sharing bisa efektif dan setiap orang mempunyai kesempatan untuk membagikan pengalaman.
Salah satu hal yang saya perhatikan adalah upaya setiap anggota kelompok untuk mendengarkan kisah dan pengalaman dari salah satu anggota kelompok. Setiap orang berusaha mendengarkan salah seorang yang bercerita tanpa dibarengi dengan asumsi tertentu. Intinya, salah seorang bebas berbicara seturut tema yang ditentukan atau pertanyaan penuntun dan yang lain mempunyai peran untuk mendengarkan.
Bagi orang yang berbicara, dia merasa tenang dan senang karena ada orang yang mau mendengarkan pengalamannya. Paling tidak, dia bisa mengekspresikan apa yang dia pikirkan dan rasakan. Jadinya, dia tidak menyimpan dan menumpuk pengalaman itu di dalam dirinya.
Pasalnya, saat pengalaman negatif yang ditumpuk, hal itu bisa melukai dirinya sendiri. Tidak hanya sampai di situ, bahkan dia bisa mencari instrumen dan cara untuk meluapkan perasaan negatifnya tersebut.
Persoalannya, saat peluapannya dilakukan dengan cara yang salah. Hal itu tidak hanya merugikan dirinya sendiri tetapi orang lain.
Mendengarkan Bisa Menjadi Metode Orangtua Mengawasi Anak.
Anak mempunyai kisah dan pengalaman tersendiri. Pengalaman itu bisa diperoleh lewat relasi mereka di tempat bermain, di sekolah dan di lingkungan sekitar.
Selain itu, berkat perkembangan internet saat ini, anak bisa menimbah pengetahuan dan pengalaman tersendiri. Beberapa anak bahkan memperoleh pengetahuan yang seharusnya tidak pantas untuk usia mereka di media sosial.