Karir seorang atlet selalu menemui titik akhir. Titik akhir itu berupa keputusan untuk pensiun.
Keputusan untuk pensiun bisa saja menunjukkan ketidakmampuan fisik untuk meladeni tuntutan daru cabang olahraga yang ditekuni. Kemampuan fisik itu sendiri bisa disebabkan oleh faktor usia maupun kesehatan atlet itu sendiri.
Satu lagi atlet yang berasal dari dunia tenis yang memutuskan untuk pensiun. Adalah petanis rupawan asal Rusia, Maria Sharapova yang memutuskan untuk pensiun di usia 32 tahun.
Maria Sharapova mempunyai rekam jejak yang cukup gemilang di dunia Tenis perempuan. Dia pernah berhasil meraih 5 titel grand slam.
Â
Pencapaiannya ini bisa menunjukkandedikasi dan kerja keras seorang atlet. Dalam pesan "goodbye" untuk dunia tenis, Sharapova menulis "kalau baginya dunia tenis serupa dengan gunung. Jalan yang dilaluinya dipenuhi dengan lembah dan jalan berkelok. Tetapi saat tiba di puncak, segala sesuatunya terlihat luar biasa " (Bbc.com 27/2/2020).
Ya, Sharapova pernah berada di puncak dunia tenis. Dia pun pernah merasakan sesuatu yang luar biasa dari apa yang diperjuangkan dan dicapainya di dunia tenis.
Pencapaiannya itu dibarengi dengan paras rupawannya yang ikut menarik banyak pihak dan sponsor. Bisa dikatakan kalau Maria Sharapova merupakan atlet yang mempunyai paket yang komplit.
Tidak heran, dalam 11 tahun berturut-turut, menurut majalah Forbes Sharapova pernah menjadi atlet perempuan yang berpendapatan tertinggi.
Sharapova memulai catatan kegemilangan dalam karirnya saat masih berusia 17 tahun. Waktu itu, dia berhasil mengalahkan Serena Williams dan berhasil memenangkan juara grand slam Wilmbeldon pada tahun 2004.
Kesuksesan itu pun mengangkat pamor Maria Sharapova. Dalam setiap turnamen yang diikutinya, Sharapova menjadi perhatian banyak media. Sontak saja, Sharapova pun menjadi bintang global.
Sharapova merupakan salah satu petenis perempuan yang mendapat penghormatan dari sesama petenis perempuan. Kevin Mitchel dalam artikelnya menulis kalau Sharapova merupakan "ratu es" di olahraga tenis, yang lebih dihormati daripadi dicintai (the guardian.com 26/2/2020).
Bahkan Petra Kvitova yang pernah menjadi saingan kuat Sharapova memuji Sharapova sebagai orang  "juara besar." Betapa tidak, Sharapova pernah lima kali menjadi petenis no.1 dunia. Â