Tentang keseimbangan kesehatan jiwa dan raga, kita pastinya teringat tentang ungkapan Latin, "Mens Sana in Corporo Sano". Artinya, di dalam tubuh yang sehat berdiam jiwa yang sehat.
Keadaan, kondisi dan penampilan tubuh kita merupakan ekspresi keadaan jiwa kita. Acap kali seseorang sulit menyembunyikan situasi batinnya karena bahasa tubuhnya yang ditunjukkannya.
Keadaan fisik dan bahasa tubuh yang kita sampaikan dan ekspresikan bisa menjelaskan tentang situasi batin kita. Makanya, banyak orang yang mengalami masalah kesehatan hanya karena persoalan batin.
Saya teringat kisah seorang ibu. Dia mulai merasa sakit saat mengetahui suaminya berselingkuh dengan perempuan lain. Selamat hampir 25 tahun hidup berkeluarga, ibu ini mengira kalau suaminya adalah seorang laki-laki yang setia. Pikiran ini buyar saat dia mengetahui kalau suaminya mempunyai relasi dengan perempuan lain dan bahkan mempunyai anak dari hubungan itu.
Karena situasi ini, ibu ini merasa kecewa dan marah. Kekecawaan dan kemarahan menjadi beban batin yang tidak bisa dihindarkan. Dampak lanjutnya, sakit fisik. Dari keterangan dokter, ibu ini menderita komplikasi penyakit.
Namun banyak orang yang berpendapat kalau sakitnya itu lebih dipengaruhi oleh beban batin yang ditanggungnya. Padahal sebelum berhadapan dengan masalahnya itu, ibu ini mempunyai kesehatan fisik yang baik.
Kesehatan jiwa dan mental sangatlah penting. Bahkan kesehatan jiwa bisa menjadi penentu kesehatan fisik kita.
Rahasia umur panjang dari Chitetsu Watanabe merupakan manifestasi dari pentingnya memiliki kesehatan mental dan jiwa.
Watanabe lahir pada 5 Maret 1907. Dia merupakan anak pertama dari delapan bersaudara. Selama hidupnya dia mengabdi di perusahan gula, bekerja di pemerintahan dalam bidang pertanian sampai dia pensiun.
Watanabe mengajarkan kepada kita kalau mau mencapai usia panjang kita mesti selalu tersenyum dan berusaha untuk tidak marah.
Sumber: CNN (12 Februari 2020)