Ada yang meninggalkan grup WA karena pesan-pesan yang kerap terlalu banyak dan kadang mempengaruhi memori phone.
Ada yang meninggalkan group WA karena motif dari grup itu berbeda dengan apa yang dipikirkan dan diinginkan oleh pemilik. Apalagi kalau pesan-pesan yang dikirim tidak memberikan keuntungan dan manfaat.
Ada pula yang meninggalkan grup WA karena ketidakcocokan pendapat dengan anggota yang lain. Diskusi dan perdebatan yang buntu sehingga menghasilkan keputusan untuk pergi dari grup WA.
Ada pula yang meninggalkan WA karena merasa tersinggung dengan obrolan yang terjadi di antara anggota grup WA.
Ya, soal rasa tersinggung kadang kali menjadi penyebab hengkangnya sesorang dari grup WA. Ketersinggungan itu terjadi karena bahan yang dibicarakan dan didiskusikan dalam sebuah grup.
Hal ini menunjukkan kalau grup WA bukan sekadar grup yang terdiri berapa kontak phone number. Di balik kontak phone number itu, ada pribadi-pribadi yang siap membagi pikiran dan perasaan.
Baca juga: 4 Hal Ini Dapat Kamu Lakukan untuk Menghindari Kesalahpahaman di Dalam Grup WhatsApp
Pembagian pikiran dan perasaan itu dibarengi dengan keterbukaan untuk menerima ide dan perasaan dari orang lain.
Tidak heran, saat kita membagi pikiran dan perasaan kita dalam sebuah grup, ada yang menanggapinya entah itu lewat kritik, simpati, dan tambahan gagasan dan pandangan.
Sebaliknya, kita juga bereaksi saat ada orang yang membagi pikiran dan perasaan mereka lewat WA. Reaksi kita pun bergantung pada perasaan dan pengetahuan kita tentang hal yang dibagikan.
Reaksi kita bisa beragam dan bergantung pada sejauh mana gagasan dan pandangan itu bersentuhan dengan diri kita. Kalau apa yang dibagi dalam grup tidak bersentuhan diri kita, tidak jarang kita tidak mau peduli dengan hal itu.