Duel derbi selalu menyisahkan banyak kisah, baik itu sebelum maupun setelah laga. Salah satu derbi pekan ini adalah derbi duo sekota Manchester, Manchester City versus Manchester United.
Sebelum laga, Pep Guardiola ditanyakan tentang kansnya untuk melatih MU. Pep menjawab kalau lebih baik dia pensiun dan tinggal di Maldives atau mengambil kursus bermain golf daripada melatih MU (express.co.uk 8/1/20). Ini bisa menandakan loyalitas Pep Guardiola pada si Biru Langit atau juga cara Pep memanaskan situasi sebelum derbi.
Tidak sampai di situ. Kisah menarik dari derbi duo Manchester terus berlanjut setelah pertandingan. Pada laga itu MU tumbang di tangan M. City di depan pendukungnya sendiri. Tidak tanggung-tanggung, tiga gol berhasil bersarang ke gawang MU pada babak pertama.
Pastinya para fans kecewa dan tidak percaya. Tim kesayangan dibantai oleh rival sejati di kandang kebanggaan mereka sendiri, Old Trafford. Bisa dikatakan ini sebuah penghinaan kecil bagi fans MU tetapi sukacita bagi fans M. City.
Pada akhirnya, markas MU bukanlah tempat angker seperti sewaktu masih dilatih oleh Alex Ferguson.
Kekalahan ini dipertajam oleh pernyataan salah satu gelandang M. City, Kevin De Bruyne setelah laga itu. Dia mengatakan kalau M. City hanya berdiskusi selama 15 menit tentang taktik yang dipakai dalam melawan MU.
15 menit adalah waktu yang singkat untuk mendiskusikan dan merencanakan sebuah strategi yang tepat. Apalagi M. City berhadapan dengan MU, yang meski performanya top dan down, tetapi paling tidak ini adalah sebuah derbi. Namanya derbi, pasti setiap tim bersiap dengan sebaik-baiknya.
Entah Kevin De Bruyne mengatakan hal yang sebenarnya atau tidak, tetapi hemat saya, pernyataan ini bisa memperdalam luka MU.
Betapa tidak, kekuatan dan kelemahan MU hanya didiskusikan dalam waktu 15 menit. Ini bisa berarti kalau MU tidak terlalu kuat, kelemahannya gampang dideteksi dan M. City merasa diri superior atas MU.
Bisa jadi fans MU juga merasa kecewa dan marah dengan pernyataan seperti ini. pernyatan seperti itu menunjukkan kalau M. City memandang sebelah mata kekuatan MU.
Hasil yang terjadi di lapangan hijau juga menunjukkan kalau M. City superior atas MU. MU tidak berkotek di depan pendukungnya sendiri.