Mohon tunggu...
Gobin Dd
Gobin Dd Mohon Tunggu... Buruh - Orang Biasa

Menulis adalah kesempatan untuk membagi pengalaman agar pengalaman itu tetap hidup.

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Sukses Testing CPNS: Doa Saja Tidak Cukup, Kompetensi Tetap yang Terdepan

29 November 2019   12:09 Diperbarui: 29 November 2019   12:50 101
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tingginya minat masyarakat untuk ambil bagian dalam testing CPNS di beberapa wilayah menunjukkan pelbagai sisi kehidupan sosial kita. Menjadi PNS boleh jadi masih menjadi alternatif selepas kuliah, medium untuk mendapatkan kehidupan yang layak dan tempat untuk mengaktualisasikan diri.

Karenanya, siapa saja yang sudah mendaftar untuk menjadi CPNS pastinya ingin agar mereka lolos dan kelak menjadi seorang pegawai Negeri Sipil  (PNS).

Berbarengan dengan harapan CPNS, di pelbagai platform media sosial bermunculan kemungkinan soal-soal yang bisa keluar pada saat testing PNS.

Inilah keuntungan dari media sosial. Kemungkinan soal-soal untuk testing CPNS gampang diperoleh dan diedarkan tanpa memakan biaya banyak. Dengan ini pula, setiap orang bisa belajar di mana dan kapan saja.  

Pastinya banyak orang sudah mulai menyisihkan waktu untuk mereview bahan-bahan ujian yang sudah didapat itu. Ada pula yang mungkin mulai membuka buku yang berhubungan dengan jurusan yang digelutinya sewaktu berkuliah. Upaya-upaya ini adalah cara-cara agar bisa menjalankan ujian dengan persiapan yang mantap.  

Edisi dari salah satu berita di Kompas.com (28/11/19) memberitakan tentang puluhan CPNS di Samarinda yang pergi ke paranormal.

Diberitakan oleh Kompas.com kalau puluhan CPNS itu pergi ke seorang paranormal dan meminta jampi-jampi ke paranormal tersebut. Permintaan jampi-jampi itu pastinya bertujuan agar bisa memberi kekuatan tertentu yang bermuara pada keberhasilan di saat testing menjadi CPNS.

Mereka juga mengikuti ritual yang diminta oleh paranormal. Tujuan dari ritual yang dibuat di tempat paranormal adalah untuk memberi energi positif agar mereka tidak tegang saat menjalani ujian testing CPNS.

Berbicara tentang paranormal, secara umum kita semua tahu apa motif dan bagaimana pekerjaan mereka. Paranormal dinilai sebagai figur yang bisa memberi jawaban dan solusi untuk masa depan.

Bahkan tidak sedikit yang meyakini kalau paranormal bisa memberikan kekuatan tertentu yang bisa memampukan seseorang menghadapi persoalan dan tantangan tertentu.

Secara indera manusiawi kadang kita sulit memahami bagaimana paranormal bekerja. Tetapi kenyataannya peran paranormal tetap mendapat tempat di lingkungan sosial kita. Ini bisa berarti kalau ada dampak yang diberikan oleh paranormal.

Namun hal ini juga terasa sedikit aneh. Pemerintah pastinya membutuhkan PNS yang kompetitif dan melek dengan perkembangan ilmu, pengetahuan dan teknologi.

Sementara paranormal kerap dinilai berseberangan dengan kemajuan ilmu, pengetahuan dan teknologi. Karenanya, terasa aneh karena di saat perkembangan ilmu dan teknologi yang semakin pesat, masih saja ada orang berpendidikan untuk menggunakan praktik-praktik yang dilakukan oleh paranormal.

Bahkan mereka meminta bantuan paranormal agar mereka bisa menjadi bagian dari komunitas atau institusi yang mengedepankan ilmu, pengetahuan dan teknologi.

Prinsipnya testing CPNS selalu mencari orang yang berkompeten. Kompetensi itu terlahir bukan karena produk instan, kekuatan jampi-jampi dan keberuntungan.

Kompetensi itu sudah dibangun sejak kita masuk di bangku sekolah. Bahkan sejak kecil kita sudah membangun kompetensi diri kita lewat aneka kegiatan belajar mengajar di sekolah.

Akumulasi dari setiap pengalaman belajar mengajar itu sekiranya menjadi modal bagi seorang CPNS untuk terlibat dalam sebuah ujian dan kompetesi seperti testing CPNS.  

Bukan menjadi rahasia lagi kalau disposisi batin saat mengikuti ujian bergantung pada persiapan diri kita. Kalau kita mempersiapkan diri dengan baik, pastinya kita mempunyai disposisi batin yang tenang.

Tetapi kalau persiapan kita tidak matang, disposisi batin kita juga tidak tenang. Karenanya, meminta paranormal untuk menenangkan pikiran untuk ikut testing bukanlah sebuah jawaban yang tepat. Persiapan diri tetap menjadi yang diutamakan.

Begitu pula dengan orang-orang yang memohon doa agar sukses pada CPNS. Hemat saya, doa saja tidak cukup kalau tanpa dibarengi dengan upaya di dalam diri untuk membangun kompetensi diri.

Sebaliknya doa menjadi efektif kalau kita juga ikut berusaha untuk membangun kompentesi diri kita.  

Saya pun menjadi ingat pada ungkapan klasik dari komunitas biarawan Katolik, Benedictine. Ungkapan itu adalah Ora et Labora. Berdoa dan bekerja.

Ungkapan ini menekankan kalau berdoa dan bekerja mesti berjalan bersama-sama. Mestinya ada keseimbangan antara berdoa dan bekerja. Bisa juga, bekerja adalah ekspresi dari hidup doa kita.

Dalam konteks testing CPNS, kompetensi yang kita bangun dan miliki merupakan ungkapan hidup iman kita.

Secara umum, hidup iman selalu mengedepankan cara hidup yang baik. Cara hidup yang baik itu diwujudnyatakan lewat membangun kompetensi diri. Dengan demikian bersikap malas bukanlah cara hidup yang sesuai dengan hidup iman.

Testing CPNS merupakan wadah untuk menguji kompentensi dari siapa saja yang terlibat di dalamnya. Faktor keberuntungan bisa ada, tetapi kompetensi tetap menjadi palang pintu utama dalam meraih kesuksesan.

Sah-sah saja kalau kita meminta bantuan paranormal, tekun berdoa dan meminta seseorang untuk berdoa agar kita sukses. Tetapi hal itu tidak serta merta menjadi jaminan tunggal untuk berhasil.

Keberhasilan tetap dilihat dan diukur dari kompentesi yang sudah terbangun sejak di bangku pendidikan.

Karena itu, tanpa menafikan kekuatan doa, tetapi berdoa saja tidaklah cukup. Yang paling penting adalah mengimbangkan kehidupan doa kita itu dengan belajar tekun, bekerja keras dan membangun kompetensi yang baik.

Pada titik inilah, buah dari doa bisa menjadi nyata.  Dengan kata lain juga, kita mewujudnyatakan dan mengimbangkan hidup doa kita itu dengan usaha dan kerja keras kita.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun