Ungkapan ini menekankan kalau berdoa dan bekerja mesti berjalan bersama-sama. Mestinya ada keseimbangan antara berdoa dan bekerja. Bisa juga, bekerja adalah ekspresi dari hidup doa kita.
Dalam konteks testing CPNS, kompetensi yang kita bangun dan miliki merupakan ungkapan hidup iman kita.
Secara umum, hidup iman selalu mengedepankan cara hidup yang baik. Cara hidup yang baik itu diwujudnyatakan lewat membangun kompetensi diri. Dengan demikian bersikap malas bukanlah cara hidup yang sesuai dengan hidup iman.
Testing CPNS merupakan wadah untuk menguji kompentensi dari siapa saja yang terlibat di dalamnya. Faktor keberuntungan bisa ada, tetapi kompetensi tetap menjadi palang pintu utama dalam meraih kesuksesan.
Sah-sah saja kalau kita meminta bantuan paranormal, tekun berdoa dan meminta seseorang untuk berdoa agar kita sukses. Tetapi hal itu tidak serta merta menjadi jaminan tunggal untuk berhasil.
Keberhasilan tetap dilihat dan diukur dari kompentesi yang sudah terbangun sejak di bangku pendidikan.
Karena itu, tanpa menafikan kekuatan doa, tetapi berdoa saja tidaklah cukup. Yang paling penting adalah mengimbangkan kehidupan doa kita itu dengan belajar tekun, bekerja keras dan membangun kompetensi yang baik.
Pada titik inilah, buah dari doa bisa menjadi nyata. Â Dengan kata lain juga, kita mewujudnyatakan dan mengimbangkan hidup doa kita itu dengan usaha dan kerja keras kita.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H