Namun hal ini juga terasa sedikit aneh. Pemerintah pastinya membutuhkan PNS yang kompetitif dan melek dengan perkembangan ilmu, pengetahuan dan teknologi.
Sementara paranormal kerap dinilai berseberangan dengan kemajuan ilmu, pengetahuan dan teknologi. Karenanya, terasa aneh karena di saat perkembangan ilmu dan teknologi yang semakin pesat, masih saja ada orang berpendidikan untuk menggunakan praktik-praktik yang dilakukan oleh paranormal.
Bahkan mereka meminta bantuan paranormal agar mereka bisa menjadi bagian dari komunitas atau institusi yang mengedepankan ilmu, pengetahuan dan teknologi.
Prinsipnya testing CPNS selalu mencari orang yang berkompeten. Kompetensi itu terlahir bukan karena produk instan, kekuatan jampi-jampi dan keberuntungan.
Kompetensi itu sudah dibangun sejak kita masuk di bangku sekolah. Bahkan sejak kecil kita sudah membangun kompetensi diri kita lewat aneka kegiatan belajar mengajar di sekolah.
Akumulasi dari setiap pengalaman belajar mengajar itu sekiranya menjadi modal bagi seorang CPNS untuk terlibat dalam sebuah ujian dan kompetesi seperti testing CPNS. Â
Bukan menjadi rahasia lagi kalau disposisi batin saat mengikuti ujian bergantung pada persiapan diri kita. Kalau kita mempersiapkan diri dengan baik, pastinya kita mempunyai disposisi batin yang tenang.
Tetapi kalau persiapan kita tidak matang, disposisi batin kita juga tidak tenang. Karenanya, meminta paranormal untuk menenangkan pikiran untuk ikut testing bukanlah sebuah jawaban yang tepat. Persiapan diri tetap menjadi yang diutamakan.
Begitu pula dengan orang-orang yang memohon doa agar sukses pada CPNS. Hemat saya, doa saja tidak cukup kalau tanpa dibarengi dengan upaya di dalam diri untuk membangun kompetensi diri.
Sebaliknya doa menjadi efektif kalau kita juga ikut berusaha untuk membangun kompentesi diri kita. Â
Saya pun menjadi ingat pada ungkapan klasik dari komunitas biarawan Katolik, Benedictine. Ungkapan itu adalah Ora et Labora. Berdoa dan bekerja.