Bolos adalah salah satu kosa kata yang familiar bagi para peserta didik. Bolos juga adalah persoalan yang kerap merepotkan sekolah, keluarga dan bahkan institusi lainnya.
Ada pelbagai alasan seorang siswa ingin bolos dari sekolah. Bisa saja alasannya karena tawaran dari luar sekolah lebih menarik dari pada situasi di sekolah. Seperti misal, seorang siswa bolos dari sekolah hanya karena ingin bermain game di salah satu rental play station atau menonton acara tertentu.
Tidak jarang juga terjadi kalau ada yang bolos dari sekolah karena situasi di lingkungan sekolah. Situasi di sekolah mungkin terlihat tidak mengakomodir apa yang diinginkan oleh seorang murid. Mungkin juga situasi sekolah dan ruang kelas yang membosankan dan kaku untuk seorang peserta didik.
Bahkan kadang-kadang seorang murid merasa terasing saat mengikuti pelajaran tertentu karena mungkin gurunya tidak begitu dekat dengan peserta didik dan memberi ruang bagi peserta didik untuk mengekspresikan diri. Untuk menghindari dari situasi-situasi seperti itu, bolos dari sekolah adalah pilihan yang acap kali diambil.
Beberapa waktu lalu Menteri Pendidikan, Nadiem Makarim hadir dengan beberapa ide brilian. Ide-idenya itu menjadi viral dan merangsang banyak orang untuk menyampaikan pandangan dan saran tambahan.
Secara umum, gagasan dari menteri pendidikan itu mengedepankan kebebasan belajar bagi para siswa. Di sini, peserta didik mendapat ruang untuk mengekspresikan diri. Guru bukan lagi aktor utama di ruang kelas.
Sebenarnya gagasan ini bukanlah hal yang baru dalam lingkup pendidikan. Hanya mungkin persoalannya adalah bagaimana merealisasikan gagasan itu ke dalam ruang nyata.
Ini akan menjadi tantangan besar bagi para pendidik dan sekolah secara umum. Saya yakin sudah tidak sedikit sekolah yang telah menghidupi gagasan yang diberikan oleh menteri pendidikan. Mungkin ke depan bagaimana gagasan itu diterapkan secara merata dalam konteks pendidikan di Indonesia.
Yah, seorang murid bukanlah tabula rasa. Di era perkembangan teknologi yang kian pesat, ada banyak cara bagi seorang peserta didik mendapatkan ilmu dan pengetahuan. Karenanya, gagasan memberikan kebebasan bagi murid untuk mengeskpresikan diri merupakan alternatif yang pas bagi para murid untuk mengungkapkan apa yang mereka telah ketahui dan pelajari.
Namun salah satu pertanyaan di balik gagasan itu adalah entahkah ide itu bisa menjadi jawaban dari persoalan bolos dari sekolah yang acap kali mengitari para siswa?
Bolos dari sekolah adalah persoalan klasik di bangku sekolah. Hal ini tidak hanya menunjukkan kualitas keperibadian seorang siswa, tetapi bisa menunjukkan peran dari sekolah. Apa alasan seorang murid bolos dari sekolah?