Disiplin diri ini bermaksud agar kita tidak asal mengkonsumsi pulsa. Kalau tidak, kita bisa dikeruk karena pemakaian yang tak terkontrol. Dengan kata lain, pakai untuk kebutuhan dan bukan saja untuk kesenangan sesaat.
Saya kira pulsa bukanlah prioritas. Mungkin untuk kalangan tertentu, pulsa adalah prioritas karena itu bersentuhan dengan pekerjaan. Tetapi kalau pulsa hanyalah untuk melanggengkan komunikasi, saya kira pemakain pulsa itu dikontrol. Berapa sih anda membeli pulsa selama sebulan?
Hemat saya, kalau jumlah pemakaian pulsa sudah melebihi biaya makanan, hal ini menjadi alarm serius dalam budgeting. Karena itu, kita mesti serius mengatur budgeting pribadi dan keluarga kita. Sejatinya, kita mengatur budgeting kita menurut kebutuhan dan bukan hanya sebatas keinginan.
Antara kebutuhan dan keinginan
Dalam bahasa Inggris ada dua kata yang bisa menjelaskan antara kebutuhan dan keinginan, yakni "need" dan "want".
Erin Huffstetler dalam artikelnya, "Distinguishing Between Wants and Needs,"(bdk. www.the balance.com 14/08/19) menjelaskan dua kata ini, "need" dan "want".
Menurut Huffstetler, "need" menyangkut hal-hal yang penting dalam kehidupan. Seperti misal, kita membutuhkan tempat untuk hidup, pakaian untuk dikenakan dan makanan untuk dimakan. Jadi, "need" itu menyangkut kebutuhan penting kita di dalam kehidupan harian kita.
Sementara "want" menyangkut sesuatu yang kita inginkan segera atau di saat yang akan datang. Apa yang kita inginkan itu tidaklah mendesak dan bahkan bisa ditunda. Ini sangat bergantung pada keadaan finansial. Dan kalau kita sungguh menginginkannya kita mengaturnya dalam sistem budgeting pribadi atau keluarga.
Komentar Bapak Jusuf Kalla bisa menjadi sentuhan bagi kita untuk mencermati prioritas kita di dalam hidup. Rokok tentunya bukanlah prioritas.
Pemakaian pulsa juga dipakai berdasar pada kebutuhan dan bukan pada kesenangan semata. Tujuannya, agar anggaran kita, baik itu yang bersifat pribadi maupun komunal bisa terkontrol dan diatur dengan baik.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H