Kesuksesan orangtua dalam bidang olahraga tidak serta merta bisa dicopy oleh anak-anak mereka. Yah, tidak sedikit orang yang gagal menghidupi kesuksesan sang ayah. Meski demikian, ada pula yang berhasil mengikuti jejak karir orangtua mereka dan mendapat pengakuan di dunia olahraga.Â
Contohnya, Thiago (Bayern Munich/Spanyol) dan Rafinha Alcantara (Celta Vigo/Brasil) yang mengikuti jejak ayah mereka, Mazinho mantan gelandang sepakbola timnas Brasil era 80-an.
Dari tanah Filipina, kita mengenal Manny Pacquiao, petinju dunia legendaris. Sampai sekarang petinju yang berusia 40 tahun ini dan dikenal dengan julukan "Pacman" belum berniat menggantungkan sarung tinjunya.
Mungkin tidak banyak yang tahu kalau putra sulung, Jimuel Pacquiao, dari hasil pernikahannya dengan Jinkee Jamora pada tahun 2000, memutuskan untuk mengikuti jejak sang ayah sebagai petinju. Sebenarnya pasangan Manny dan Jinkee dianugerahi dengan lima anak. Tiga orang laki-laki dan dua orang perempuan.
Secara umum sekarang ini, pasangan ini menggeluti dunia politik. Manny Pacquiao duduk sebagai salah satu senator di negara Filipina, sementara sang istri adalah mantan wakil gubernur, provinsi Sarangani, Mindanao. Meski demikian, anak sulung mereka Jimuel memilih untuk mengikuti karier sang ayah sebagai petinju daripada politikus. Mungkin pribahasa ini, "buah jatuh tidak jauh dari pohonnya," bisa menggambarkan pilihan dari putera sulung Manny Pacquiao ini.
Seperti dilansir surat kabar, The Manila Times (3/9/19) kemarin, Jimuel Pacquiao harus menderita kekalahan pertama sebagai petinju amatir. Dari hasil wawancara dengan surat kabar ini, Jimuel Pacquiao mengakui pengalaman yang lebih dari lawan tandingnya. Pertandingan ini hanyalah awal bagi Jimuel Pacquiao untuk menjalankan dan mengikuti jejak ayahnya di dunia tinju ini.
Menyaksikan kiprah Jimuel Pacquiao ini, para pencinta tinju tertuju kepadanya. Pertanyaannya, apakah Jimuel Pacquiao bisa mengulang kesuksesan sang ayah?
Dalam dunia tinju, siapa tidak mengenal Manny Pacquiao. Dia adalah salah satu legenda hidup tinju dunia. Segudang prestasi telah diraihnya. Kesuksesan Manny Pacquio sekarang ini tidak lepas dari karirnya sebagai seorang petinju.Â
Manny Pacquiao mengawali karirnya dari titik yang terendah. Awal karirnya pun dibumbuhi oleh kerja keras dan perjuangan serta ditambah dengan minimnya fasilitas dan dukungan. Kendati demikian, berkat talenta dan kerja keras karir Manny Pacquaio berkembang luar biasa. Singkatnya, Manny Pacquiao mendapat tempat di hati para pencinta tinju dunia.
Sementara Jimuel Pacquiao, sang putera sulung baru menitihkan karirnya. Dari aspek fasilitas dan dukungan lain, Jimuel mempunyai segalanya guna menunjang karirnya sebagai petinju. Bayangkan pada karier tinju amatir yang pertama, dia sudah menjadi sorotan media. Dengan ini, Jimuel Pacquiao pastinya berhadapan dengan ekspetasi tinggi. Kalau ekspetasi ini tidak dihadapi dengan bijak, hal ini bisa menjadi bomerang bagi perjalanan karirnya.
Jimuel masih berusia 18 tahun. Dia baru memulai dan menumbuhkan kariernya. Pertandingan amatir pertama tidak bisa menjadi referensi untuk membuat perbandingan yang menyeluruh dengan sang ayah, Manny Pacquiao, sang legenda dunia.Â