Junel 803
Dia adik saya di Stapala, nomornya tepat di bawah saya, 803. Saya dan seragam Stapalanya dilantik bareng di Alun-alun Mandalawangi, Gunung Pangrango, tempat di mana remah-remah abu Soe Hok Gie ditaburkan.
“Loh, kok seragam Stapalanya doang yang dilantik?”
He he, dia beruntung, tetep dilantik meskipun tidak hadir di acara pelantikan. Namun dia juga sedang tidak beruntung. Pada saat yang sama dirinya tengah menjalani terapi (kemoterapi lebih tepatnya), di negeri jiran Malaysia (bukan Malingshit).
Nama diklatnya Junel, singkatan dari “Juniornya Eel”. Eel adalah salah seorang senior, mukanya mirip katanya. Kebetulan juga keduanya sama-sama dari Medan. Memang sih wajah anak Medan rata-rata mirip, dengan garis rahang yang tegas dan tulang pipi yang menonjol.
Kami pernah bareng naik gunung Raung dan Argopuro di bulan Agustus-September 2006, bersama dengan empat anggota muda-AM Stapala (belom punya nomor anggota) lainnya, didampingi oleh dua anggota Stapala. Pendakian ini merupakan sarat wajib bagi AM sebelum dilantik. Istilah lainnya “ngambil Nomor”.
Gunung tinggi pertama bagi Junel, kelihatan dari takjubnya dia saat berhasil menggapai igir-igir utara kawah raksasa Raung yang super luas itu (saya juga takjub ding, :p). Juga pengalaman pertama baginya nonton musik hidup dhangdhuth. Ceritanya, saat itu dia termasuk tim II. Sambil menunggu tim I yang lebih dulu mendaki, mereka menginap di basecamp Rumah Belanda Sumberwringin. Nah malam harinya ada pentas dangdut memperingati hari kemerdekaan17 Agustus. Berbondong-bondonglah tim II menuju kantor kecamatan, tempat digelarnya pentas.