Maraknya perampokan menggunakan senjata api di bank, pegadaian, dan toko emas, tentu meresahkan masyarakat. Lagi-lagi Polisi selalu terlambat mengantisipasi. Tentu kita bertanya, kok bisa yah tuh perampok memiliki senjata api? toh di negara Indonesia ini senjata api tidak diperdagangkan secara bebas seperti di negaranya Obama.
Ini menunjukkan lemahnya pengawasan peredaran senjata api oleh POLRI. Lemahnya pengawasan di daerah-daerah perbatasan sehingga senjata-senjata ilegal bisa masuk ke wilayah Indonesia yang dapat digunakan untuk kepentingan kejahatan teroris maupun untuk tindakan perampokan semacam ini. Ada yang bilang perampokan dengan senpi ini menunjukkan lemahnya kewibawaan pemerintahan SBY yang selama ini hanya memberi janji-janji manis. Bandingkan dengan kepemerintahan era Soeharto, teroris ke laut ajah, perampokan bersenjata, kagak pernah dengar tuh.
Mengapa frekuensi perampokan kian meningkat di bulan ramadhan? lagi lagi urusan perut. Bisa dibayangkan susahnya untuk mengais rejeki di negeri ini. Yang kaya makin kaya, yang miskin makin miskin, kebijakan yang hanya berpihak kepada kepentingan-kepentingan elit tertentu, pengusaha-pengusaha tertentu, sistem outsourcing, mahalnya pendidikan, makin kecil kesempatan bagi masyarakat miskin untuk mengakses sumber-sumber daya ekonomi, tentu menciptakan tekanan psikologis yang luar biasa. Ada yang memilih bunuh diri, ada yang jadi teroris dengan dalil ingin merubah negara ini secara total, ada yang memilih jadi perampok. Bulan ramadhan, bulan suci, hal ini diperkuat dengan aksi sweeping oleh FPI untuk lebih menegaskan sucinya bulan ramadhan, namun tentu kebutuhan yang harus dipenuhi juga meningkat, naiknya harga kebutuhan pokok di pasar yang tidak terkendali selama bulan puasa, apalagi menjelang hari raya idul fitri, tentu makin memperkecil kesempatan rakyat miskin utk bisa memenuhi kebutuhan hidupnya, belum lagi beli keperluan utk hari raya, baju baru, makanan, dll. Cara singkat yah: MERAMPOK.. mungkin rakyat miskin sudah jengah melihat orang-orang berduit keluar masuk bank untuk menabung, deposito, membeli USD, menyimpan emas di safety deposit box, dll. Ambil contoh kasus GAYUS yang menyimpan milirian rupiah di safety deposit box di beberapa bank. Bukan berarti semua masyrakat miskin doyan merampok lho, dan jg bukan berarti kalo bulan puasa itu bulannya perampok menuai hasil, tentu semuanya tidak bisa di-generalisasi semudah itu.
Lebih memihak mana hayo, ke Perampok atau Koruptor?
kalo perampoknya seperti Robinhood yah berpihak ke perampoknya saja, kalau koruptor jelas nggak usah dipilih hehehe.
Kok jadi kangen ama Robinhood, merampok utk dibagikan kepada rakyat miskin. Akankah ada Robinhood di Indonesia? semoga ada.... kalo merampok trus hasil rampokan untuk mendanai pendirian partai perampok, terus ntar pemimpinnya jadi capres gmana yah? hmmm menarik juga, jangan-jangan bisa terwujud hehehe
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H