Sabtu, 13 Maret 2020 Â Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Sidoarjo (Umsida) yang tengah melaksanakan Kuliah Kerja Nyata di desa Kebonagung Porong. Kegiatan KKN ini mengangkat tema "Membangun Masyarakat yang Mandiri Melalui Pengabdian Berbasis Sosiokultural dan Teknologi. Kegiatan ini sudah memasuki minggu ketiga. Acara yang dilakukan di minggu ini adalah melakukan sosialisasi pembibitan dengan media Hidroponik. Tak hanya melakukan sosialisasi saja, para mahasiswa ini juga mengajarkan kepada warga bagaimana cara menanam dengan baik dan melalui media air ini.
Kegiatan Hidroponik ini merupakan salah satu program unggulan dari kelompok ini. Hidroponik diambil sebagai proker (program kera) dikarenakan melihat kondisi warga sekitar yang tidak memiliki lahan yang cukup luas untuk bercocok tanam. Selain itu, menanam dengan menggunakan media air ini membuahkan hasil yang lebih segar jika dibandingkan menanam dengan media tanah. Dari segi pemanenan, menanam dengan menggunakan metode ini juga tak memakan waktu lama. Menurut Sindi selaku pembicara pada sesi ini, "masa panen hanya memakan waktu selama 40 hari setelah proses penanaman."
Sosialisasi ini dihadiri oleh Pamong desa, Ketua RW, Ketua RT 32 dan 33 beserta warga setempat. Acara yang berlangsung selama dua jam tersebut berlangsung lancar dan mendapatkan apresiasi dari warga. Bahkan beberapa warga turut andil dalam melakukan kegiatan penanaman tadi. Mulai dari pengenalan rockwoll sebagai media pengganti tanah, kemudian melakukan pembibitan, memberikan vitamin, hingga proses pemanenan. Melihat antusiame warga, kelompok 59 ini memberikan beberapa hasil pembibitannya kepada warga yang ingin melakukan hidroponik ini dirumah mereka. Selain hasil pembibitan, kelompok kami juga memberikan bibit, vitamin dan juga rockwoll sebagai medianya dengan alasan agar masyarakat bisa menerapkan ilmu yang sudah didapatkan dari sosialisasi ini dirumah masing masing. Bibit tanaman yang dipilih kelompok 59 ini adalah, kangkung, bayam dan juga pakcoy. Hal ini dikarenakan waktu tumbuh ketiga tanaman ini yang cukup cepat.
Kegiatan ini cukup membantu warga dalam melakukan proses menanam. Karena selama ini, banyak keluhan warga sekitar mengenai hambatan dan kendala selama mereka melakukan cocok tanam dengan media tanah. Selain itu, di desa ini beberapa penduduknya juga ada yang berprofesi sebagai petani, sehingga kegiatan ini bisa dijadikan alernatif jika ingin menanam tanpa menggunakan media tanah, ujar Bu Luluk.
Harapan kami kepada warga setempat cukup besar terhadap keberlanjutan program yang sudah di adakan oleh kelompok kami. Karena program ini juga bisa dijadikan sebagai kebiasaan baru warga setempat, mengingat besarnya semangat warga untuk melakukan cocok tanam. Selain itu, hidroponik ini juga bisa dijadikan mata pencaharian warga dengan menjual hasil panen. Dan juga bisa dijadikan branding tersendiri bagi desa tersebut.
Penulis : Ifanda Ilham
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H