Ketidakmampuan orang untuk menjadi lebih toleran terhadap keberagaman agama di Indonesia telah menjadi perhatian yang semakin meningkat dalam beberapa tahun terakhir. Walaupun Indonesia terkenal dengan moto "Bhinneka Tunggal Ika," tetap saja terjadi konflik agama yang merusak harmoni di masyarakat. Kasus-kasus seperti penolakan pembangunan rumah ibadah dan tindakan diskriminatif terhadap kelompok minoritas menunjukkan bahwa nilai keberagaman masih belum sepenuhnya dipahami dan diterapkan. Intoleransi tidak hanya merusak perdamaian, tetapi juga mengancam persatuan di antara bangsa dengan keragaman etnis dan agama. Diperlukan perhatian serius dari seluruh elemen masyarakat dan pemerintah terhadap masalah ini.
Salah satu faktor yang seringkali menyebabkan rendahnya tingkat toleransi ialah kurangnya komunikasi yang jujur dan terbuka antarumat beragama. Banyak orang seringkali terjebak dalam prasangka dan ketakutan terhadap perbedaan, terutama karena berita palsu dan ujaran kebencian yang tersebar luas di media sosial. Kurangnya pendidikan mengenai nilai-nilai toleransi telah lebih memperburuk situasi ini, sehingga generasi muda kurang memahami betapa pentingnya menghargai perbedaan. Dampaknya, perpecahan semakin terlihat jelas dan mengancam kestabilan sosial. Peran pendidikan sangat penting dalam menanamkan nilai-nilai pluralisme guna menyesuaikan pola pikir yang inklusif.
Di samping itu, beberapa kelompok ekstremis masih turut memperjuangkan agenda intoleransi yang dapat memperkuat cerita perpecahan dalam masyarakat. Pengaruh politik sering kali memperumit situasi ini, di mana isu agama dimanfaatkan untuk mengendalikan pandangan masyarakat atau mendapatkan dukungan khusus. Kebijakan yang kurang tegas terhadap pelaku intoleransi bisa semakin memperburuk situasi, menyebabkan korban merasa tidak adil. Padahal, di Indonesia diperlukan sistem hukum yang bisa memberikan perlindungan hak-hak semua umat beragama dengan adil dan merata. Pemerintah perlu aktif lebih lanjut dalam memberlakukan peraturan yang mendukung kebebasan beragama.
Dalam penyelesaian masalah ini, diperlukan kerja sama dari semua komponen masyarakat, termasuk tokoh agama, pemerintah, dan para anggota masyarakat. Perlu meningkatkan pendidikan berdasarkan toleransi mulai dari lingkungan keluarga sampai di sekolah agar terbentuk generasi yang lebih menghargai keragaman. Kampanye yang positif yang mendukung persatuan di media sosial memiliki peran yang amat penting dalam menyeimbangkan narasi negatif yang sering kali muncul. Di lain pihak, perlunya penerapan penegakan hukum yang adil untuk menghentikan penyebaran kebencian dan kekerasan dalam konteks agama. Dengan mengimplementasikan langkah-langkah ini, Indonesia dapat memperkokoh kembali identitasnya sebagai negara yang damai dan menghargai keberagaman secara bersama-sama.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H