QR (Quick Response Code) sudah banyak dikenal dan digunakan secara luas oleh masyarakat. Di Indonesia sendiri, kode QR yang dikembangkan oleh Bank Indonesia bersama Asosiasi Sistem Pembayaran Indonesia disebut sebagai QRIS (Quick Response Code Indonesian Standard). QRIS (selanjutnya dibaca dengan pengucapan KRIS), seperti dilansir dari laman Bank Indonesia, merupakan penggabungan berbagai macam kode QR dari berbagai Penyelenggara Jasa Sistem Pembayaran (PJSP) menjadi satu kode QR.
Mengapa kode QR menjadi solusi sistem pembayaran yang potensial mendukung perkembangan dan penguatan ekonomi (baik nasional maupun regional)? Kode QR bukan hanya sekedar memanfaatkan kemajuan teknologi berbasis digital tetapi juga menawarkan banyak hal yang menguntungkan berbagai pihak. Pembayaran yang dilakukan dengan menggunakan kode QR memberikan kemudahan dan keamanan dalam bertransaksi karena dapat digunakan di mana saja dan kapan saja. Contoh kemudahan bagi pengguna kode QR misalnya pada saat warga negara Indonesia bepergian ke negara lain atau sebaliknya sehingga tidak direpotkan dengan urusan penukaran uang negara tujuan. Pembayaran juga dapat dilakukan menggunakan akun pembayaran kode QR apa pun sehingga tidak perlu diwajibkan untuk mempunyai akun pembayaran kode QR tertentu. Selain kemudahan, dari segi keamanan juga semakin terbantu dengan mengurangi keharusan membawa uang dalam jumlah banyak kemana-mana. Bahkan, secara tidak langsung, penggunaan kode QR dapat meningkatkkan higienitas karena tidak perlu memegang uang kartal yang telah berpindah-pindah tangan sehingga dapat menjadi media penumpukan kuman atau penyebaran virus. Dari sudut pandang ekonomi makro, penggunaan kode QR juga mampu menjadi salah satu alat alternatif untuk mengendalikan peredaran uang di suatu negara, meski hal ini juga tidak bisa dirasakan manfaatnya secara langsung.
Negara-negara di Asia Tenggara yang tergabung dalam Association of Southeast Asian Nations (ASEAN), terdiri dari 11 negara: Indonesia, Malaysia, Filipina, Singapura, Thailand, Brunei Darussalam, Vietnam, Laos, Myanmar, Kamboja, dan Timor Leste, saat ini sedang mengupayakan sistem pembayaran yang mendukung keterhubungan antarnegara dan melampaui batas negara atau wilayah. Negara-negara ini melalui bank sentral masing-masing berusaha merealisasikan Regional Payment Connectivity (RPC) di Kawasan ASEAN dengan harapan semakin meningkatkan kerjasama ekonomi. Bagi Indonesia, ini dapat menjadi momen yang tepat untuk memulai sistem pembayaran transaksi lintas negara. Keberhasilan penerapan RPC di ASEAN akan menjadi titik tolak untuk memperluas kerjasama dengan negara-negara lain di luar Kawasan ASEAN. Kode QR merupakan alternatif yang dapat dimanfaatkan dalam usaha mewujudkan sistem pembayaran lintas negara, mengingat penerapannya di Indonesia sudah baik dan cukup familiar dalam penggunaan. Selain perangkat yang telah memadai dan terjangkau dengan maraknya telepon seluler berkamera juga didukung oleh koneksi internet dalam negeri yang kian membaik.
Kode QR dalam penerapannya di dalam negeri ternyata juga memiliki kekurangan yang mungkin dapat dijadikan bahan pembelajaran dan perbaikan bagi pengembangan kode QR yang lebih luas. Pertama, batasan nominal transaksi untuk satu kali transaksi. Mengingat kurs mata uang yang berbeda di tiap negara maka batasan nominal ini perlu menjadi pertimbangan dalam menentukan besaran lebih tepat untuk mengakomodasi transaksi antarnegara. Kedua, ancaman kejahatan digital. Kode QR merupakan sekumpulan kode yang sulit diamati oleh mata manusia untuk memeriksa keasliannya atau dengan kata lain rentan pemalsuan. Hal ini akan menjadi pertimbangan utama dalam mengemas bentuk perlindungan konsumen. Kerjasama baik dari berbagai pihak dibutuhkan untuk menciptakan perlindungan bagi pengguna kode QR bertransaksi. Hingga saat ini, kode QR merupakan satu alternatif pemanfaatan teknologi yang mampu mengakomodasi kebutuhan manusia di berbagai aspek kehidupan, salah satunya adalah transaksi pembayaran non tunai bukan hanya di satu negara tetapi juga ke depannya lintas wilayah. Semoga RPC segera terealisasi agar mendukung penguatan ekonomi negara-negara di Kawasan ASEAN.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H