[caption id="attachment_107648" align="aligncenter" width="550" caption="mbah google :)"][/caption]
Kisah ini bermula saat aku pindah di apartemen baru. Setelah bekerja bertahun-tahun dan hidup dengan sederhana, kupikir tak ada salahnya menikmati hasil kerja kerasku dengan membeli sebuah apartemen. Atas tawaran rekan sekerja, akhirnya aku menemukan apartemen ini. Harga murah, dekat dengan kantor, dan bagus. Sempurna.
Apartemen ini sungguh mempesona, berada di lantai dua dengan pemandangan yang luar biasa indah. Beruntung sekali aku menemukannya. Kamarnya luas dan bersih, perabotannya lengkap dan baru, uniknya apartemen ini memiliki balkon yang besar. Terakhir ternyata aku baru ketahui jika tetangganya yang sangat ramah. Betapa beruntungnya aku (Sudahkah kukatakan betapa beruntungnya aku...?), entah kenapa dijual murah padahal ini adalah apartemen yang sangat sempurna. Mungkin ini hadiah dari Tuhan untukku, dengan memberikan teman sekerja yang membantuku menemukan Apartemen seindah dan semurah ini, aku akan segera pindah besok ke kamar ini.
***
"Tok-tok-tok...". Segera kubuka pintu kamarku, dan disana berdiri para tetanggaku.
"Halooo sayang, selamat datang dan bergabung jadi bagian dari gedung ini, maaf kami hanya membawa sedikit makanan", tawar seorang wanita paruh baya, seseorang memanggilnya ibu Ratna. Senyumnya sangat manis dan sangat ramah.
"Aduh, saya jadi ngerepotin ibu-ibu", ucapku dengan malu-malu. Tidak enak rasanya melihat mereka duluan yang bertamu, sebagai pendatang baru, harusnya aku yang menghampiri mereka.
"Kamu cantik sekali, semoga betah disini yah. Jangan sungkan-sungkan kalau butuh apa-apa mampir ketempat kita, oke. Ya udah. kamu istirahat ajah, sudah malam. Selamat malam, sayang. selamat tidur." Â Ibu-ibu tetanggaku segera berdiri dan kembali ke kamar mereka masing-masing meninggalkan aku yang sendiri dikamarku. Kututup pintu dan segera tidur.
***
01.15 wib
"Klik". Aku terjaga, seseorang sedang membuka pintu kamarku. Tubuhku tidak bergerak, tapi seluruh panca indraku secara serentak aktif mencari sumber suara berikutnya. "Srrttt....", kali ini suara itu seperti benda yang digeser atau diseret. Siapa yang telah masuk kedalam apartemenku, ini masih malam pertamaku dengan apartemen baru. Kucoba menajamkan kembali pendengaranku, sepertinya ada seseorang didapur, aku segera bangkit dengan pelan-pelan dari tempat tidurku. Kuambil vas bunga dimeja riasku, berharap jadi senjata untukku.