"Bagaimana penerapan coaching dalam supervisi akademik di sekolah?" Selama ini, supervisi akademik banyak dijadikan momok bagi guru karena hanya berfokus kepada penilaian dan bukan pengembangan diri guru. Dengan diterapkan coaching dalam supervisi akademik, tingkatan supervisor dan guru adalah mitra dan bukan lagi "atasan-bawahan" sehingga proses pengembangan diri guru akan menjadi lebih baik.
- Mengolah materi yang dipelajari dengan pemikiran pribadi sehingga tergali wawasan (insight) baru
Coaching untuk supervisi akademik akan menunjang peran guru sebagai pemimpin pembelajaran yang akan mewujudkan pembelajaran yang berpihak kepada siswa sehingga siswa bisa memaksimalkan potensi yang dimilikinya. Prinsip, kompetensi, dan alur coaching jika dilakukan dengan tepat akan bisa menghasilkan komunikasi kemitraan antara coach dan coachee yang efektif sehingga bisa menghasilkan solusi-solusi dari permasalahan yang dihadapi.
- Menganalisis tantangan yang sesuai dengan konteks asal cgp (baik tingkat sekolah maupun daerah)
Selama ini supervisi akademik hanya berfokus pada pengawasan dan penilaian sehingga guru kurang bisa mengembangkan potensi dirinya dan cenderung merasa cemas, bahkan ketakutan saat akan disupervisi. Tantangannya adalah bagaimana ke depan kita mengubah mindset supervisi yang mulanya berfokus penilaian menjadi berfokus untuk mengembangkan potensi diri guru.
Tantangan selanjutnya adalah mengubah pemikiran bahwa pihak yang terlibat dalam supervisi akademik adalah atasan dan bawahan. Namun, guru dan supervisor adalah mitra sehingga terjadi proses belajar dari kedua belah pihak. Suasana yang tercipta pun akan lebih bersahabat sehinga memudahkan guru dalam memgembangkan dirinya.
- Memunculkan alternatif solusi terhadap tantangan yang diidentifikasi
- Menyosialisasikan konsep coaching dalam supervisi akademik kepada semua kepala sekolah dan pengawas.
- Menyosialisasikan konsep coaching untuk supervisi akademik kepada para guru melalui seminar, webinar, KKG, MGMP, diskusi, atau kegiatan bersama lainnya.
- Menyosialisasikan konsep coaching untuk supervisi akademik dengan berbagai media seperti poster, artikel, video, modul, dan lain-lain.
- Membuat keterhubungan
- Pengalaman masa lalu
Sebelumnya, saya hanya mengenal kata coach di bidang olahraga saja. Pengalaman saya dalam mengikuti supervisi akademik juga hanya sebatas untuk penilaian kinerja guru tanpa adanya pengembangan kompetensi. Tidak ada penerapan prinsip coaching di dalamnya. Supervisi akademik juga dilakukan satu tahap, yakni observasi saja tanpa adanya kegiatan pra dan pascasupervisi.
- Penerapan di masa mendatang
Sebagai pemimpin pembelajaran, saya akan menerapkan prinsip-prinsip coaching terhadap siswa maupun pihak lain. Selain itu, prinsip-prinsip coaching sangat perlu dilaksanakan dalam supervisi akademik di sekolah sehingga supervisi tidak hanya sebatas penilaian saja, tetapi bisa mengembangkan potensi diri guru secara lebih maksimal.
- Konsep atau praktik baik yang dilakukan dari modul lain yang telah dipelajari
- Modul 2.1.
Di modul 2.1. saya belajar tentang pembelajaran berdiferensi yang mengakomodasi kebutuhan belajar siswa. Tujuannya adalah siswa bisa mengembangkan potensi dirinya. DI modul 2.3. ini saya mempelajari proses coaching yang juga bertujuan memaksimalkan potensi yang dimiliki coachee dalam menyelesaikan permasalahan yang dimilikinya.
- Modul 2.2.
Di modul 2.2. saya mempelajari pembelajaran berbasis sosial dan emosional. Salah satu materinya adalah praktik mainfulness yang bisa mewujudkan kesadaran diri. Dalam kegiatan coaching, praktik mainfullness dapat diterapkan untuk mendukung kompetensi inti coaching, yakni adanya kehadiran penuh, mendengarkan aktif, dan melontarkan pertanyaan berbobot.
- Informasi yang didapat dari orang atau sumber lain di luar bahan ajar PGP.
Saya mendapat informasi tidak hanya dari modul ini akan tetapi saya juga mendapat infor,asi dari rekan yang sudah menjadi guru penggerak dan buku guru penggerak yang ditulis oleh guru penggerak kabupaten sukabumi.
Bagaimana peran Anda sebagai seorang coach di sekolah dan keterkaitannya dengan materi sebelumnya di paket modul 2 yaitu pembelajaran berdiferensiasi dan pembelajaran sosial dan emosi?
Di sekolah saya mulai menerapkan paktek coaching kepada murid saya dan rekan guru yang lain. Terkait dengan permasalah murid yang beragam saya menerapkan coaching dengan alur tirta dalam setiap percpakan saya sehingga mereka dapat ide solusi dari permasalahannya. Selain itu prakten coaching ini juga saya terapkan dalam percakapan saya dengan rekan guru yang mengalami kendala dalam proses pembelajarannya.