Assalamu'alaikum wr wb.
Salam bahagia.
Teori Motivasi
3 Motivasi Perilaku Manusia
Seorang yang melakukan tindakan tertentu tentunya memiliki motivasi dalam dirinya untuk melakukan hal tersebut. Seorang murid berangkat ke sekolah memiliki motivasi yang berbeda-beda. Ada yang ingin belajar dengan sungguh-sungguh, ada yang ingin bertemu dengan teman-temannya, ada yang sekolah karena akan mendapat uang jajan, ada yang karena disuruh orang tuanya dan banyak lagi dorongan yang menyebabkan mereka datang ke sekolah. Dalam teori motivasi menurut Diane Gossen dalam bukunya Restructuring School Discipline, menyatakan ada 3 motivasi perilaku manusia:Â
1). Untuk menghindari ketidaknyamanan atau hukumanÂ
Ini merupakan tingkat terendah dari motivasi manusia. Motivasi murid yang termasuk kategori ini adalah murid yang datang ke sekolah karena ketakutan dihukum oleh orang tuanya sehingga mereka terpaksa berangkat ke sekolah. Adanya unsur motivasi ekstrinsik yang memaksa mereka untuk pergi ke sekolah. Murid dengan motivasi ini tidak akan maksimal dalam belajarnya di kelas. Karena baginya datang ke sekolah saja sudah cukup, aman dan terhindar dari kemarahan orang tua.
2). Untuk mendapatkan imbalan atau penghargaan dari orang lain.Â
Satu tingkat di atas motivasi yang pertama, disini orang berperilaku untuk mendapatkan imbalan atau penghargaan dari orang lain. Murid yang memiliki motivasi ini setengah-setengah dalam belajarnya, dia akan fokus untuk jajan ditengah-tengah belajarnya.
3). Untuk menjadi orang yang mereka inginkan dan menghargai diri sendiri dengan nilai-nilai yang mereka percaya.Â
Orang yang memiliki motivasi ini melakukan sesuatu karena memiliki nilai positif yang dianutnya. Murid yang termasuk kategori motivasi ini karena dia ingin belajar dan bertanggungjawab pada dirinya sendiri. Dia memiliki cita-cita yang ingin dicapai. Motivasi ini termasuk motivasi intrinsik karena tumbuh dari dalam diri sendiri.
Sebelum saya menjadi guru sekolah, saya adalah guru di salah satu bimbingan belajar di Bekasi. Motivasi saya mengajar waktu itu adalah untuk mengharapkan imbalan yang setimpal dengan yang saya kerjakan. Saya datang, mengajar dan dibayar. Tetapi setelah saya mengajar di Sekolah, terjadi pergeseran nilai dalam diri saya yang mengedepankan aspek sosial dan peduli terhadap perkembangan pendidikan murid. Nilai yang saya yakini adalah saya ingin memberikan yang terbaik untuk murid saya agar kelak menjadi manusia yang berguna dan berakhlak mulia. Sekarang di sekolah apapun kegiatan yang berpihak pada murid, saya akan melakukannya dengan senang hati. Terutama kegiatan-kegiatan tentang kesiswaan yang merupakan ranah saya sebagai wakasek dan pembina OSIS. Tentu ini akan melelahkan, tetapi ini menjadi kepuasan tersendiri bagi saya pribadi.Â
Hukuman, Konsekuensi dan Restitusi
Hukuman merupakan tindakan yang di lakukan secara spontanitas atau secara tiba-tiba oleh guru tanpa memperhatikan dan memperdulikan murid. Hukuman bersifat sementara, tidak terencana, murid tidak akan tahu apa yang mereka dapatkan dari hukuman tersebut, mereka tidak dilibatkan dalam menentukan hukuman. Hukuman bersifat sementara dan dapat berubah-ubah sesuai kehendak guru. Hal ini tentu akan membuat murid merasa was-was, takut dan tidak dapat berkembang karena takut salah.