Mohon tunggu...
Mohammad Dori Julianto
Mohammad Dori Julianto Mohon Tunggu... Guru - Guru Matematika SMPN 3 Tegalbuleud Satu Atap Kabupaten Sukabumi

Praktisi Pendidikan yang gemar menulis dan membaca serta olahraga

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Jurnal Refleksi Dwi Mingguan Modul 1.1

27 April 2024   13:13 Diperbarui: 1 Mei 2024   11:14 55
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Assalamu'alaikum warohmatullohi wabaraokatuh..

Salam Bahagia Guru Hebat....

Guru Penggerak, Tergerak, Bergerak, Menggerakkan........!!!!

Perkenalkan saya Mohammad Dori Julianto, Guru SMPN 3 Tegalbuleud Satu Atap yang sedang menjalani pendidikan guru penggerak angkatan 10 dari kabupaten Sukabumi. Pada kesempatan ini saya akan menuliskan Jurnal Refleksi Dwi Mingguan Modul 1.1. Filosofis Pendidikan Nasional.

Sebagai calon guru penggerak saya akan merefleksikan seluruh rangkaian kegiatan selama mengikuti pendidikan guru penggerak sampai dua minggu ini. Materi pertama yang saya pelajari yaitu modul 1.1.a Refleksi filosofis pendidikan nasional- Ki Hadjar dewantara. Saya menggunakan model refleksi 4F (Fact, Feeling, Finding, Future).

  • Fact (Fakta)

Program Guru Penggerak angkatan 10 dibuka perdana oleh Menteri Kemdikbudristek, Nadiem Anwar Makarim B.A. M.B.A dan Dirjen GTK, Prof. DR. Nunuk Suryani, M.Pd pada hari Jumat, 15 Maret 2024 melalui video conference dan disiarkan secara langsung melalui Youtube Ditjen GTK Kemdikbud RI. Pada tanggal 16 Maret 2024 seluruh Calon Guru Penggerak (CGP) diwajibkan mengerjakan pretest di LMS akun guru penggerak. Pada tanggal 23 Maret 2024 diadakan Lokakarya Orientasi secara luring di Aula SMKS Yasti Kecamatan Cisaat Sukabumi, dari pukul 08.00 s.d. 16.15 WIB.

Dalam kegiatan Lokakarya Orientasi diundang juga Pengawas dan Kepala Sekolah CGP. Tujuan Lokakarya Orientasi ini adalah a) agar CGP mengenal ekosistem belajar di program guru penggerak; b) CGP memahami program Pendidikan Guru Penggerak (alur, peran tim pendukung, kompetensi lulusan); c) CGP mengidentifikasi posisi diri pada Kompetensi Guru Penggerak; d) CGP dapat membuat rencana pengembangan kompetensi diri Guru Penggerak, berikut dukungan yang diperlukan, dan tantangan yang mungkin terjadi; dan e) CGP memahami pentingnya membuat portofolio, tahapan dan contoh portofolio sebagai bagian dari pengembangan kompetensi.

Dalam kegiatan Lokakarya Orientasi ini ada beberapa hal yang dibelajarkan, yaitu kesepakatan kelas, harapan dan kekhawatiran, pengantar program Pendidikan Guru Penggerak (PGP) dan perjalanan CGP, posisi diri, rencana pengembangan kompetensi diri, pengenalan portofolio digital, serta refleksi peserta CGP.

Pada kegiatan Lokakarya Orientasi ini CGP diberikan tugas untuk mengerjakan Lembar Kerja (LK), yaitu LK 1 tentang Kesepakatan Peran CGP dan Kepala Sekolah, LK 2 tentang Pengecekan Mandiri Kompetensi GP, LK 3 tentang Evaluasi Diri Guru Penggerak, LK 4 tentang Rencana Pengembangan Kompetensi DIri dan LK 5 tentang Evaluasi Lokakarya Orientasi. Kesemua tugas ini dikumpukan ke dalam drive yang sudah dibuatkan oleh pengajar praktik.

Bapak Ocang Mulyadi, S.Pd., MM. sebagai pengajar praktik banyak memberikan semangat dan motivasi selama dua minggu ini. Pada saat lokakarya orientasi beliau memberikan materi yang sangat menyenangkan dan bersemangat.

Selama dua minggu dari tanggal 18 Maret sampai 30 Maret 2024 saya belajar melalui LMS mengenai Refleksi Filosofis Pendidikan Nasional-Ki Hadjar Dewantara bersama fasilitator Bapak Muhammad. Kegiatan yang dilakukan di LMS diantaranya eksplorasi konsep, ruang kolaborasi, demonstrasi kontekstual, elaborasi pemahaman, koneksi antar materi, dan aksi nyata.

Pada tanggal 21 Maret 2024, diadakan kegiatan ruang kolaborasi bersama Fasilitator Bapak Muhammad melalui Google Meet tentang pemahaman mendalam konsep Filosofis Ki Hajar Dewantara dan relevansinya dengan pendidikan abad 21.

  • Feeling (Perasaan)

Selama dua minggu mengikuti pendidikan guru penggerak saya merasakan berbagai macam perasaan. Pertama yang saya rasakan adalah takut tidak optimal dalam mengikuti PGP ini, karena dalam benak saya akan sibuk dengan tugas-tugas dan bakal meninggalkan murid di Sekolah. Kedua perasaan saya adalah senang karena dengan mengikuti PGP ini saya dapat mengenal guru-guru hebat, saya dapat memperoleh ilmu-ilmu mengenai pendidikan.

Setelah dua hari belajar di LMS pada hari berikutnya ada kegiatan ruang kolaborasi yang dilaksanakan secara dari melalui gmeet. Perasaan saya sangat senang karena bertemu dengan rekan guru hebat dan belajar dengan Bapak Muhammad selaku fasilitator. Saya meyakini dan bertekad untuk menyelesaikan pendidikan guru penggerak ini sampai selesai dengan harapan saya mendapatkan pengalaman belajar yang luar biasa. Pengetahuan yang dapat saya terapkan dalam keseharian saya sebagai pendidik.

  • Finding (Pembelajaran)

Dari modul 1.1 ini membuka mindset saya tentang pendidikan. Pemikiran saya tentang murid yang selama ini kurang tepat, setelah mempelajari modul 1.1 ini pemikiran saya tentang murid berubah. Sebagai seorang pendidik saya harus menuntun segala kekuatan kodrat yang ada pada murid, agar mereka dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya baik sebagai manusia maupun anggota masyarakat yang berbudi pekerti luhur dan berbudaya.

Pendidikan bukan hanya kegiatan mentrasfer ilmu akan tetapi lebih dari itu pendidikan menyeluruh berbagai aspek pada diri murid. Terdapat kodrat alam pada anak yang harus dituntun oleh guru dengan mempertimbangkan aspek kodrat zaman. Hal ini bertujuan agar tercapai tujuan pendidikan yang berpusat pada murid. Diharapkan terwujud murid dengan profil pelajar pancasila yang berkarakter kuat dan berbudi pekerti serta berbudaya.

  • Future (Penerapan)

Dari pembelajaran Modul 1.1 tentang Refleksi Filosofis Pendidikan Nasional - Ki Hajar Dewantara ini, memotivasi saya untuk melakukan hal terbaik dalam pembelajaran agar tujuan pendidikan bisa tercapai sejalan dengan pemikiran filosofis Ki Hajar Dewantara, diantaranya:

1. Mengubah mindset tentang murid bahwa murid bukanlah kertas kosong akan tetapi murid adalah kertas yang memiliki garis-garis samar yang ada sejak lahir.

2. Menerapkan proses pembelajaran yang berpusat pada murid dengan metode-metode inovatif.

3. Manjadikan diri saya sebagai sahabat, partner belajar murid agar tercapai tujuan pendidikannya.

Demikian pemaparan saya dalam Jurnal Refleksi Dwi Mingguan Modul 1.1 Pendidikan Calon Guru Penggerak Angkatan 10. Semoga bermanfaat bagi saya pribadi dan pembaca umumnya.

Terima Kasih.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun