Setiap guru pasti mendambakan anak-anak didik yang patuh, rajin dan pintar sehingga kelak mereka dapat sukses di kemuudian hari. Demi menggapai harapan dan dambaan tersebut maka setiap guru berusaha untuk melakukan yang terbaik dalam kegiatan proses belajar mengajarnya yang dilakukan setiap hari. Sebagai guru yang memiliki kualifikasi pendidikan S2 saya merasa bahwa saya telah melakukan yang terbaik untuk anak-anak didik. Sayapun berusaha untuk mengembangkan kompetensi yang saya miliki agar saya dapat berperan aktif dalam mewujudkan cita-cita bangsa seperti yang tertuang dalam Pembukaan UUD 1945 yaitu salah satunya "Mencerdaskan kehidupan bangsa". Terundang untuk mengikuti seleksi guru penggerak merupakan satu kebahagiaan yang tak terhingga karena momen ini saya sudah nantikan sejak melihat teman-teman di kabupaten lain difasilitasi untukmengikuti pendidikan guru penggerak, maka dengan lolosnya saya dalam tahapan pendaftaran calon guru penggerak angkatan 7 serta terundang untuk mengikuti PGP di angkatan 8 ini merupakan hal yang sungguh menggembirakan saya, tak peduli betapa sulitnya proses demi proses yang akan saya lalui. Dalam kegiatan pendidikan guru penggerak angkatan 8 ini yang dimulai dari Lokakarya Orientasi maka banyak hal yang sudah di dapat mulai dari mendapatkan teman-teman yang baru, mengenal mereka dengan berbagai karakter yang mereka miliki, mengenal fasilitator hebat dengan segudang prestasi, mengenal para pengajar praktik yang pinter serta hebat dan terus berbagi praktik baik bagi kami calon guru penggerak, serta lebih dari pada itu kami dapat mempelajari berbagai fitur dan aplikasi baik google site,canva dan berbagai fitur lainnya yang membuat saya takjub melihat dan menggunakan fitur-fitur tersebut guna menunjang proses belajar mengajar saya. Bahkan setelah mempelajari modul 1.1 maka hal itu membuka cakrawala berpikir saya tentang pendidikan di dalamnya bagaimana tugas guru terhadap peserta didik. Hal itu saya dapatkan setelah mempelajari filisofi Ki Hajar Dewantara. Filosofi KHD akhirnya membuka mata  hati saya dalam melaksanakan tugas karena pada kenyataannya di lapangan saya menjadi guru yang terus menyuguhkan ilmu kepada anak didik saya yang menurut saya apa yang saya berikan pada mereka harus mereka terima , pahami tak peduli kemampuan mereka yang berbeda-beda yang saya tahu apa yang saya ajarkan pada mereka harus semuanya memahami dan harus mendapat nilai yang tinggi atau di atas nilai KKM. Saya tak pernah berpikir tentang kodrat anak masing-masing yang berbeda-beda . Saya sebagai guru bukannya menuntun kodrat anak tetapi saya menuntut mereka sesuai apa yang saya inginkan. Setelah saya mempelajari modul 1.1 yang dimulai dari diri sendiri sampai pada aksi nyata penerapan filisofi KHD maka pembelajaran yang saya lakukan di kelas berubah drastis, baik metode,strategi bahkan hal-hal lain yang tentunya membuat saya puas dan bangga dengan karakteristik anak didik yang memiliki keunikan tersendiri di setiap pribadi mereka, sebagaimana KHD yang menyampaikan kodrat anak telah ada sejak lahir. Ada hal enarik yang saya dapati ketika pembelajaran yang saya lakukan sejalan dengan filosofi pemikiran KHD, dimana ada seorang anak yang sangat aktif dan sering mengecewakan saya sebab saya memandang dia sebagai pembuat onar di dalam kelas, ketika pada akhir pembelajaran saya mengajak mereka untuk berefleksi bahkan saya arahkan untuk berefleksi tentang keseluruhan kegiatan yang mereka laksanakan selama mereka berada di kelas 6, karena tidak lama lagi mereka akan lulus dan melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi lagi  saya ingin mereka menuliskan hal-hal apa yang mereka dapatkan dan hal-hal apa yang mereka suka bahkan tidak suka dari keseluruhan kegiatan proses belajar mengajar yang dilakukan guru (sejujurnya saya ingin tahu apa yang tidak disukai anak dari diriku), pada saat saya mengarahkan mereka dengan pertanyaan pemantik maka pandangan saya tertuju pada anak laki-laki yang memang saya anggap sebagai anak yang bandel saya kaget melihat anak itu mengusap mata yang saya perhatikan berkaca-kaca dan tiba-tiba pula dia mengatakan "Bu, saya juga ingin menuliskan hal-hal buruk yang saya lakukan selama ini yang membuat ibu marah-marah dan benci melihat saya karena saya memang anak yang nakal yang terus membuat teman-teman marah dan membuat ibu sedih"anak ini berucap sambil meneteskan air mata yang cepat-cepat dia usap dengan kepalan tangannya.Sontak saya kaget sambil diam tak mampu berkata-kata dan menyembunyikan genangan air mata .Tak mampu kujelaskan apa makna dibalik perubahan raut muka saya.Maka dari hal ini ada tekat yang saya hendak wujuudkan dalam kegiatan pembelajaran saya dan pemahaman saya mengenai tuntunan yang saya hendak lekukan terhadap anak didik saya yakni tuntunan yang tulus iklhlas memahami mereka sebagai pribadi yang unik dan memiliki kodrat sehingga pembelajaran yang kita lakukan harus sesuai dengan kodrat alam serta kodrat zaman yang ada pada anak, sehingga mereka akan bertumbuuh sesuai kodrat masing-masing dan mencapai kesejahteraan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya baik sebagai manusia maupun sebagai anggota masyarakat.
Penulis,
Guru SD Inpres Makasili,Minsel,SULUTÂ
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI