Mohon tunggu...
Dora Pardede
Dora Pardede Mohon Tunggu... -

Think Less, Feel More

Selanjutnya

Tutup

Foodie

Menikmati Malam Kota Solo di GALABO

13 Oktober 2011   07:51 Diperbarui: 26 Juni 2015   01:00 508
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Parenting. Sumber ilustrasi: Freepik

Menjelang malam hari pemandangan di ujung jalan Slamet Riyadi atau tepatnya di depan Pasar Grosir Solo tampak berbeda. Jika berkunjung ke lokasi tersebut pada siang hari, rasa sesak dan padat akan begitu terasa karena selain berdekatan dengan Pusat Grosir Solo yang selalu ramai oleh pembeli, lokasi tersebut tepat berada di jantung kota Solo. Namun jika berkunjung di saat hari menjelang malam,jalanan di depan Pusat Grosir Solo berubah menjadi agak sepi karena jalanan inisementara ditutup untuk kendaraan dan dimanfaatkan menjadi kawasan wisata kuliner yang bernama Galabo.

Galabo, singkatan dari nama tiga daerah di Solo, yakni Gladak, Langen, dan Bogan sudah sejak lama dikenal sebagai kawasan wisata kuliner. Sebagai kawasan wisata kuliner, Galabo menyediakan berbagai menu masakan, baik itu menu masakan khas daerah-daerah di Indonesia, maupun menu masakan khas Solo. Dari beberapa menu masakan khas Solo yang ada, seperti nasi liwet, Tengkleng, selat Solo, danCabuk Rambak coba cicipi Tengkleng jika suatu hari berkunjung ke kawasan wisata kuliner Galabo. Jika dibandingkan masakan khas Solo lainnya, Tengkleng lebih banyak dicari dan diminati tidak hanya oleh warga Solo melainkan juga oleh para wisatawan yang berkujung ke kota yang berada di provinsi Jawa Tengah ini.

Tengkleng terbuat daritulang belulang kambing yang masih memiliki sedikit sisa-sisa daging. Sekilas makanan ini hampir sama dengan gulai kambing. Namun, tengkleng memiliki perbedaan mendasar dengan gulai karena tidak dimasak dengan santan. Untuk itu, tengkleng banyak diminati karena memiliki kadar kolesterol lebih rendah dibanding gulai kambing. Sekilas makanan ini tampak tidak menarik, karena berisi tulang belulang kambing, namun jika telah merasakannya, kita akan terus merasaketagihan dengan rasanya yang lezat. Harganya yang relatif terjangkau sekitar Rp.10.000 hingga Rp.15.000 seporsi juga membuat banyak orang ingin terus mencicipi makanan ini.

Sama halnya dengan Tengkleng, hampir sebagian besar makanan di kawasan wisata Kuliner Galabo berharga murah. Selain harganya yang murah, suasana yang nyaman dan bersih membuat kawasan ini selalu ramai oleh para pengunjung. Berbeda dari kawasan wisata kuliner yang lain, Galabo menawarkan konsep yang unik dan berbeda, dimana ratusan jenis makanan dan minuman dijual sendiri oleh para pedagang kaki lima yang berjejer dengan rapi di pinggir jalan Slamet Riyadi. Uniknya lagi, setelah memesan makanan, kita dapat memilih sendiri dimana tempat kita akan duduk dan menikmati makanan tersebut. Bagi yang suka dengan konsep tradisional, bisa mencicipi makanan dengan duduk lesehan di atas tikar yang telah disediakan. Namun bagi yang suka dengan konsep modern dan praktis, bisa memilih duduk diatas bangku beratapkan payung besar. Mencicipi makanan di kawasan wisata kuliner ini akan bertambah seru dan menyenangkan dengan iringan lagu baik itu lagu tradisional maupun modern yang dibawakan oleh para seniman Solo. Bagi siapapun yang berkunjung ke kota Solo, jangan pernah lewatkan untuk datang ke kawasan wisata kuliner ini.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun