Mohon tunggu...
Dora Hatika Pertiwi
Dora Hatika Pertiwi Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswi

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Mencintai Bahasa Indonesia

8 Desember 2020   19:42 Diperbarui: 8 Desember 2020   19:57 78
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bahasa Indonesia merupakan identitas bangsa Indonesia. Bahasa Indonesia memiliki peran penting dalam sejarah bangsa Indonesia. Dalam perkembangannya, bahasa Indonesia menjadi bahasa nasional sekaligus bahasa pemersatu bangsa. Hal ini dapat dilihat dari kehidupan bangsa Indonesia itu sendiri dalam berkomunikasi dengan latar daerah yang berbeda. Contohnya suku Minang mencoba berkomunikasi dengan suku Jawa. Mereka tidak menggunakan bahasa daerah masing-masing melainkan menggunakan bahasa Indonesia. Karena bahasa Minang belum tentu dimengerti oleh suku Jawa begitupun sebaliknya. Dengan demikian, bahasa Indonesia menjadi perantara mereka dalam berkomunikasi.

Bahasa Indonesia mudah diterima oleh banyak orang hingga bahasa Indonesia dikenal di seluruh dunia. Orang asing mulai mempelajari bahasa Indonesia, bahkan beberapa universitas di luar negeri menjadikan bahasa Indonesia menjadi program studinya. Namun, di Indonesia sendiri banyak yang menganggap remeh bahasa Indonesia. Mereka beranggapan bahasa Indonesia itu mudah sehingga tak perlu dipelajari. Di sekolah, banyak siswa tak acuh dengan pelajaran bahasa Indonesia. Para siswa menilai bahasa Indonesia sudah menjadi makanan sehari-hari dengan begitu tidak perlu lagi pusing mempelajarinya. Padahal, mengimplementasikan bahasa Indonesia dalam kehidupan harus dengan ejaan yang baik dan benar sesuai dengan kaidah kebahasaan yang berlaku.

Generasi milenial adalah generasi terbesar yang diharapkan dapat menggunakan bahasa Indonesia dengan baik. Hal ini dikarenakan hampir setengah bangsa Indonesia adalah produktif, dan diisi oleh anak-anak muda yang dikenal dengan generasi milenial. Di era canggih ini, generasi ini yang memahami teknologi dan penerapannya. Namun, teknologi tak selalu membawa dampak positif dalam kehidupan. 

Generasi milenial juga tampak tak acuh dengan bahasanya sendiri. Mereka lebih asik dengan bahasa asing dibandingkan bahasa Indonesia. Salah satunya bahasa Inggris. Tak dapat dipungkiri bahasa Inggris termasuk bahasa internasional. Namun, banyak anak muda menggunakan bahasa asing hanya sebagai bahasa gaul. Bahasa gaul dianggap menaikkan derajat anak muda sekarang atau yang dikenal dengan kids jaman now. Contohnya mencampurkan bahasa asing dengan bahasa Indonesia seperti “gue suka nasi fried which is dengan egg dadar”, “intinya bikin confuse like that”, mengganti kata ayah dan ibu menjadi bokap dan nyokap, dan masih banyak lagi. Memang terdengar gaul, namun hal seperti itu dapat memperlemah bahasa Indonesia.

Pelemahan bahasa Indonesia yang lainnya adalah salah kaprahnya pandangan orang tua terhadap era globalisasi. Tak sedikit orang tua menyekolahkan anaknya di sekolah internasional agar dapat memahami bahasa asing. Pandangan ini tidak bisa dikatakan salah. Bisa dilihat anak yang sudah terbiasa menggunakan bahasa asing di sekolahnya menjadi gagap bahasa Indonesia. Mengapa? karena anak terbiasa menerima bahasa asing dilingkungan sekolahnya. Cepat atau lambat kedudukan bahasa Indonesia di negaranya sendiri bisa terkikis dan hilang jika hanya berpandangan satu sisi saja. Bahasa Indonesia juga penting, bagaimanapun bahasa Indonesia sudah menjadi jati diri bangsa Indonesia dan sebagai bangsa Indonesia kita harus mencintai bahasa Indonesia.

Dalam Undang-Undang Dasar 1945 Pasal 36 berbunyi “Bahasa negara ialah bahasa Indonesia”. Dari pasal tersebut jelas bahwa posisi bahasa Indonesia tidak dapat diganggu gugat karena adanya hukum yang kuat. Oleh karena itu, bahasa Indonesian menjadi bahasa nasional dan bahasa pengantar kegiatan resmi di Indonesia.  Dengan demikian, seluruh bangsa Indonesia diharapkan dapat mencintai bahasa Indonesia dan meningkatkan eksistensi bahasa Indonesia di dunia Internasional.  

Di era modern ini, kita bisa memanfaatkan teknologi dalam meningkatkan citra bahasa Indonesia. Seperti yang dikatakan di atas, generasi milenial memiliki peran besar dalam meningkatkan citra bahasa Indonesia. Generasi milenial mahir menggunakan sosial media seperti instagram, facebook, twitter, youtube dan situs media sosial lainnya. Mereka dapat memanfaatkan platform tersebut dalam memperkenalkan bahasa Indonesia. Contohnya anak muda dapat membuat organisasi pecinta bahasa Indonesia dan menyebarluaskannya melalui kanal Youtube, mempromosikan budaya-budaya Indonesia di instagram, dan hal-hal kecil lainnya yang mendorong bangsa Indonesia untuk mencintai bahasa Indonesia. Bahkan, dari sosial media dapat menarik minat orang asing untuk mempelajari bahasa Indonesia.

Kesadaran dari bangsa Indonesia itu sendiri merupakan hal terpenting dari semua cara mencintai bahasa Indonesia. Peran seluruh lapisan bangsa Indonesia sangat diperlukan untuk menerbangkan sayap eksistensi bahasa Indonesia agar di kenal oleh seluruh dunia hingga menjadi bahasa Internasional. Untuk itu, mulai dari sekarang cintai bahasa Indonesia seperti mencintai diri sendiri karena bangsa Indonesia ada karena adanya bahasa persatuan yaitu bahasa Indonesia.

Daftar Pustaka

Khasanah, Maulidia Ali Islami. (2019, September 25). Pentingnya Bahasa Indonesia dan Fungsi Bahasa Indonesia. dari https://www.duniapgmi.com/2019/09/pentingnya-bahasa-indonesia-dan-fungsi.html (diakses pada 07 Desember 2020)

Nofitasari, dkk. PENGGUNAAN BAHASA INDONESIA DI KALANGAN GENERASI MILENIAL. https://files.osf.io/v1/resources/sbydq/providers/osfstorage/5c2f24a4384c8a001957b1c3?action=download&direct&version=1(diakses pada 07 Desember 2020)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun