[caption id="attachment_306300" align="aligncenter" width="472" caption="foto di depan dkm..(doc. sbmi)"][/caption]
1 Mei dan peringatan Hari Buruh se-Dunia yang biasa disebut May Day. Pada (Rabu-Kamis) hari tgl 30 April -1 Mei 2014 kami warga SBMI DPC Jatim dan se-Malang Raya bekerja sama dengan DKM ( Dewan Kesenian Malang) juga Radar Malang mengadakan peringatan Hari Buruh. Dengan tema “meniadakan kekerasan terhadap buruh migran dan meningkatkan taraf kehidupan bagi para buruh migrant itu sendiri.
Acara yang digelar dua hari berturut-turut ini adalah sebagai bentuk suara buruh. Bahwa dibalik berita-berita yang memilukan masih banyak berita kawan-kawan BMI yang luar biasa mengaggumkan. Mereka dengan kesuksesannya membangun mesin uang di negeri sendiri tanpa campur tangan pemerintah. Seperti membuat kerajinan tangan juga mempruduksi makanan siap saji juga mentah.
Acara ini diawali dengan talk show (30/4/2014) dari sebuah tv local dan dilanjutkan dengan pameran beberapa karya kawan migran. Diantaranya adalah pameran produk makanan yang sudah dikemas, kerajinan tangan, foto, pemutaran video dan juga basar buku. Parade puisi juga jadi bagian dari acara yang berlangsung dua hari tersebut. Kemudian pada tgl 1 Mei dilanjutkan dengan acara diskusi. Diskusi yang digelar sangat menarik untuk disimak. Bpk. Bupati Rendra Kresna sebagai keynote speaker tidak bisa hadir dan digantikan oleh asisten kepemerintahan Bpk. Eko. Dari dinas ketenaga kerjaan dihadiri oleh Bpk. Razali sebagai kepala dinas, IBu Ummu Hilmi praktisi hukum, panelisnya dihadiri oleh Bpk. Gunawan. SBMI DPP dihadiri oleh Ibu Erna sebagai ketua juga ketua SBMI DPW Jatim.
[caption id="attachment_306302" align="aligncenter" width="254" caption="Bpk. Razali (dinaskertrans malang)"]
Yang menarik dalam acara diskusi itu adalah selama ini pemerintah telah berusaha maksimal. Undang-undang yang dibuat dan dicetuskan sudah sesuai dengan kondisi lapangan. Tapi apa arti undang-undang yang telah dibuat jika masih saja keganjilan timbul di sana sini?. Tentu kembali ke manusianya yang berperan mengemban tugas menjalankan undang-undang yang telah terbentuk.
[caption id="attachment_306303" align="aligncenter" width="538" caption="acara talk show dgn salah satu tv lokal"]
Selain itu beberapa puisi dibacakan oleh kawan-kawan dari berbagai komunitas juga lagu yang didendangkan oleh musisi yang mengiri jalannya acara.
[caption id="attachment_306304" align="aligncenter" width="264" caption="Bung Suwartarto dengan kembang petenya"]
[caption id="attachment_306305" align="aligncenter" width="481" caption="Aby dengan puisinya karya Ecik wijaya yang berjudul Urunan + mas Ferry"]
[caption id="attachment_306307" align="aligncenter" width="422" caption="Firman dgn gaya berpuisinya"]
Contoh puisi yang menyindir pemerintah ialah karya Ecik Wijaya dengan judul Urunan. ( ayo urunan, ayo urunan, kita bangun bersama masyarakat yang kaya akan ilmu dan harga diri. Ayo urunan ayo urunan, kita bayar wakil wakil rakyat agar mau serahkan jiwa dan raga pada pengabdian bangsa dan Negara…..)
[caption id="attachment_306308" align="alignnone" width="571" caption="satu diantara karya BMI yang dipamerkan"]
[caption id="attachment_306311" align="aligncenter" width="619" caption="bersama teman2 dari berbagai komunitas yang ikut memeriahkan acara (terima kasih)"]
Semoga dengan adanya upaya peniadaan kekerasan terhadap buruh migran ini akan melecut pemerintah untuk lebih peka terhadap nasib buruh. Baik buruh local maupun buruh yang ada di luar negeri. Agar pemerintah tidak bangga mengirim dan menelan uang devisa dari derita rakyatnya.
Malang 03-05-2014
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H