"Guru" Dalam istilah jawa brasal dari kata "digugu dan ditiru" yang mengandung maksud dipercaya dan ditiru. Â Tugas guru tak hanya menyampaikan materi pembelajaran namun juga harus membangun karakter mulia pada siswa. Memnagun karakter ljauh lebih susah daipada membentuk konsep, karena karakter akan berkaitan langsung dengan siswa dan harus dilakukan secara berkesinambungan.
Kadang disekolah dijumpai guru yang mengeluh saat menghadapi siswa yang sulit dibimbing karena polah tingkah yang kurang baik. Saat awal mengajar saya pun juga mengalami kesulitan saat menghadapi siswa yang memiliki karakter yang kurang baik. Dengan seiring berjalannya waktu saya terus belajar menguasai keadaan dengan berbagai karakter siswa sehingga dalam perjalanannya ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mengatasi siswa yang membandel diantaranya:
1. Dekatkan ia dengan Tuhannya
Sekeras apapun anak jika didekatkan dengan Tuhannya pasti akan takut. Hanya saja untuk mendekatkannya memerlukan upaya penyadaran jika ia adalah makhluk Tuhan. Disini saya mengambil contoh siswa yang beragama islam, misal ada siswa yangmelaukan kesalahan hingga berkali-kali maka yang perlu dilakukan adalah ajak sholat kemudian setelah sholat duduk berhadapan berzikir bersama kemudian saling bertukar fikiran apa yang menjadi latar belakang kesalahan dia. Jika sudah menemukan benag merahnya maka berikan nasehat dengan cara yang baik agar dia bisa memahaminya. Dekeras apapun batu jika terus dikikis maka akan berlobang juga.
2. Berikan senyuman
Senyuman adalah hal sederhana dan mudah sekali dilakukan saat menghadapi siswa yang memiliki karakter kuarng baik. Senyum disini adalah senyum kasih sayang antara anak dan orang tua. Karena dengan senyuman ini kehangatan akan terjalin dan anak merasa mendapatkan kasih sayang. Seorang anak pada hakekatnya sama dengan orang dewasa, jika ia mendapatkan stimulus berupa hal yang membencikan maka responnya pun juga berupa hal yang tidak baik.Â
3. Ajak ia berfikir
Seorang anak memiliki daya nalar yang masih belum sempurna, kadang ia berbuat diluar batas karena ia belum mampu berfikir panjang sehingga konsekuensi akan perbuatannya tak pernah difikirkan.  Agar anak mau mencerna apa yang  disampaikan maka usahakan saat hati anak sudah tenang dan dengan nada bicara yang baik.Â
4. Berikan contoh
Contoh dengan perbuatan akan lebih efektif jika dibandingkan hanya dengan ucapan. Karena dengan perbuatan maka setidaknya akan mencontoh hal-hal yang baik. Misalnya menghadapi siswa yang sering terlambat, berikan contoh tidak terlambat.Â
Setiap siswa memiliki karakter yang berbeda-beda dengan segala tingkah lakunya, sehingga seorang guru harus mampu untuk terus berinovasi dalam menghadapi keanekaragaman itu. Semoga sekelumit cerita ini dapat memberikan inspirasi.