Mohon tunggu...
DONY PURNOMO
DONY PURNOMO Mohon Tunggu... Guru - Pengajar dan Penulis

Aktivitas sehari-hari sebagai guru, suka berwirausaha, dan suka menuliskan buah pikiran dalam coretan-coretan sederhana. kunjungi pula tulisan saya yang lain di http://pinterdw.blogspot.com/

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Belajar dari Kasus Lazada

1 Juli 2015   13:45 Diperbarui: 1 Juli 2015   14:00 2280
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber gambar:tenpointsolution.com

Seiring perkembangan teknologi saat ini menyebabkan berbagai perubahan dalam gaya hidup. Salah satu yang sekarang ini lagi ngetren adalah pembelian secara online. Bisnis ini bak jamur dimusim hujan, akhir-akhir ini muncul berbagai perusahaan dengan berbagai nama yang melayani pembelian secara online.

Kini jual beli online seolah sudah menjadi gaya hidup. berbagai alasan orang melakukan pembelian online mulai dari kesibukan, kemudahan hingga karena kenyamanan yang ditawarkan. Berbagai kemudahan dan variasi barang yang ditawarkan membuat orang memilih untuk melakukan pembelian secara online.

Beberapa tipe perusaahaan yang bergerak dalam bidang penyedia barang online. Ada perusahaan yang menangani langsung setiap order yang dinginkan, ada pula yang bekerjasama dengan berbagai penyedia barang. Perusahaan yang bekerjasa inilah yang biasanya mengalami kendala karena pengiriman barang dilakukan oleh penjual lain yang menjadi rekanan.

Kasus yang dialami Lazada mengenai kekeliruan pengiriman hendaknya menjadi pelajaran bagi para pembeli dan penjual transaksi online. Bagi para perusahaan e commerce hal tersebut merupakan pelajaran yang berharga, karena kekeliruan pengiriman merupakan hal yang fatal, apalgi barang yang dibeli sampai bebrbeda jauh dengan barang yang dibeli. Pelajaran penting untuk perusahaan e commerce adalah dalam pemilihan jasa penyedia layanan pengiriman yang benar-benar bonafit agar tidak mengalami sabotase pada saat pengiriman barang. Selain itu yang tak kalah pentinga adalah pemilihann rekanan yang harus melalui tahap verifikasi yang ketat.

Sedangkan untuk para pembeli online hendaknya hati hati dalam memilih situs jual beli. Jika situs jual beli memiliki rekanan maka carilah rekanan yang memiliki track record bagus. Biasanya ditampilkan dari review dan ulasan. Sedangkan untuk barang-barang yang mahal lebih baik membeli secara offline saja agar memperkecil resiko kehilangan dan kerusakan selama pengiriman. Toh rentannya juga tak begitu jauh dan bisa memilih barang serta kualitas secara langsung.

Perlu sertifikasi dan ijin pemerintah

Untuk melindungi dan menyelamatkan hak-hak konsumen maka diperlukan sertifikasi dan ijin pemerintah dalam pendirian e-commerce agar perusahaan yang bermain didalamnya dapat diawasi langsung oleh pemerintah. Para pembeli pun juga merasa aman saat melakukan pemesanan barang.

Sertifikasi ini meliputi kesiapan basis data perusahaan, softwware penghimpun data, keamanan sistem data dan jasa pengiriman yang digunakan. Karena banyaknya pembeli yang tak diimbangi sistem data yang baik akan menyebabkan kekeliruan dalam pengkodean barang yang dipesan. Sehingga barang yang dipesan tak sesuai dengan yang dikirmkan.

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun