Mudik adalah salah satu tradisi yang dinanti-nanti oleh para perantau. Berbulan-bulan telah dilakukan persiapan untuk mudik, baik dari segi materi, fisik maupun armada yang akan digunakan untuk mudik. Untuk aktivitas mudik biasanya saya lebih memanfaatkan mobil pribadi karena saat di kampung halaman dapat digunakan sebagai moda transportasi selama di kampung tanpa harus menyewa.
Sekedar berbagi pengalaman mudik dua tahun lalu saat mudik dari Jakarta menuju Wonogiri. Saat itu bersama keluarga menggunakan mobil pribadi. Servis kendaraan pun dilakukan dengan harapan agar kendaraan dapat melaju dengan lancar. Saat itu saya begitu yakin kendaraan akan lancar selama perjalanan karena sudah diservis sebelum mudik.
Perjalanan pun dimulai dengan berangkat malam hari pukul 20.00 WIB dari Jakarta dengan harapan dapat sampai Wonogiri sekitar pukul 15.00 WIB hari berikutnya sudah sampai dan dapat istirahat cukup untuk selanjutnya merayakan salat Idulfitri di kampung halaman. Karena berdasarkan pengalaman waktu yang ditempuh sekitar 19 jam karena belum ada tol trans jawa seperti sekarang ini.
Perjalanan dimulai dengan rute Jakarta melalui Bandung baru menuju Wonogiri karena bersama dengan rombongan keluarga yang lain di Bandung. Ketika berada di tol Cikampek tiba-tiba mobil terasa bergetar dan mesin terasa kasar padahal sebelumnya saat service tidak ada kendala. Saya berhenti dahulu di rest area untuk mendinginkan kendaraan selama satu jam.
Setelah dingin saya lanjutkan kembali memacu kendaraan tetapi rasanya berat tarikannya. Alhasil sampai di Bandung terlambat hingga 8 jam perjalanan padahal normalnya hanya sekitar 4 jam perjalanan. Ketika di Bandung saya memutuskan menunda perjalanan menunggu pagi untuk kembali men-service kendaraan di bengkel resmi.
Ketika di bengkel resmi saya minta cek menyeluruh dan kagetnya adalah ada kerusakan terjadi injector mobil dan ketika saya tanya lebih lanjut jawaban sang mekanik kemungkinan besar karena memakai bensin yang berkualitas buruk dan kotor. Namun, injector masih bisa diperbaiki tanpa harus ganti, tetapi disarankan untuk memakai bahan bakar yang berkualitas baik.
Saya tidak serta merta mempercayai penjelasan mekanik di bengkel tersebut sehingga saya browsing untuk memperkuat penjelasan sang mekanik. Dari hasil browsing ternyata benar penggunaan bahan bakar yang tidak tepat akan menyebabkan kerusakan pada injector kendaraan. Proses kerja injektor yang cepat dan berulang membuatnya menjadi sangat panas.
Pada akhirnya ketika aditif bahan bakar tidak pernah disemprotkan ke intake manifold, ini dapat meninggalkan residu pada injektor yang akhirnya terbakar dan menjadi kerak. Akibatnya semprotan injektor menjadi lemah dan dengan pola yang tidak merata. Bahkan injektot bisa macet total, yaitu tidak bisa membuka dan menutup untuk menyemprotkan bahan bakar. (Baca: www.spiderbeat.com)
Hal itu sama dengan gejala kendaraan saya yang awalnya panas hingga akhirnya jalannya tersendat-sendat. Setelah kendaraan selesai diperbaiki saya pun tidak langsung menuju rumah saudara yang di Bandung. Dalam perjalanan kemudian saya berpikir bahan bakar apa yang dapat saya gunakan untuk mudik nanti agar tidak ngadat lagi.
Untuk mencari tahu bahan bakar berkualitas sesuai pesan sang mekanik saya browsing di mbah Google dengan kata kunci bahan bakar berkualitas dan efisien. Dari tampilan utama pencarian menunjukkan Shell V-Power. Untuk menjawab rasa penasaran saya, kemudian saya browsing kelebihan Shell V-Power merupakan salah satu bahan bakar yang mampu membersihkan endapan hingga 80% dan mengurangi gesekan untuk efisiensi, mesin bersih, dan performa semakin baik.