Menulis adalah proses panjang yang tak tahu kapan ujungnya kecuali sengaja mengakhirinya. Dalam perjalanan menulis seringkali mengalami pasang surut semangat dalam menulis. Ketika sedang semangat untuk menulis, dengan mudahnya mendapatkan ide untuk menulis. Begitu lancarkan merangkai kata menjadi tulisan yang beraneka ragam. Tetapi saat semangat sedang surut, seolah berat rasanya menghasilkan tuliskan. Berpikir berjam-jam pun tak menghasilkan tulisan.
Menulis tak ubahnya seperti kita sedang berjalan, saat sedang memiliki semangat berjalan puluhan kilo meter terasa ringan. Saat sedang malas, berpindah saja rasanya tak mau. Saat berjalan, kemudian berhenti lama rasanya berat sekali untuk memulai kembali berjalan. Menulis juga demikian saat sudah berhenti menulis, mau memulai kembali rasanya berat sekali. Bahkan lebih berat dari memulai tulisan saat masih belajar.
Dalam menulis yang terpenting adalah merawat semangat agar saat sedang mengalami penurunan semangat masih tetap menulis. Sehingga tidak menjadi penulis musiman. Ada beberapa cara yang dapat dilakukn untuk merawat semangat menulis diantaranya;
Memiliki impian
Pepatah mengatakan bermimpilah setinggi langit. Pepatah ini memberikan pembelajaran bermimpilah setinggi mungkin sehingga dari impian itu dapat memotivasi untuk mewujudkannya. Begitupula dalam menulis, bermimpilah menjadi penulis yang hebat. Jika saat ini belum memiliki impian dalam hal menulis maka segeralah bermimpi.
Agar mimpi itu sering diingat maka tuliskanlah ditempat-tempat yang bisa dengan mudah dijumpai. Misal disamping layar monitor, di wallpaper hp atau laptop sehingga dengan mudah teringat kembali saat lupa. Peliharalah impian itu agar tetap memotivasi dalam menulis.
Miliki target
Ibarat orang berjalan, target adalah tujuan yang akan dicapai. Dalam menulis juga memerlukan target, sehingga akan memotivasi diri untuk menggapai targetnya. Contoh targetnya adalah dalam satu tahun memiliki satu buku. Dengan target ini akan menjaga semangat menulis dalam mencapai targetnya.
Miliki mentor sukses