Mohon tunggu...
DONY PURNOMO
DONY PURNOMO Mohon Tunggu... Guru - Pengajar dan Penulis

Aktivitas sehari-hari sebagai guru, suka berwirausaha, dan suka menuliskan buah pikiran dalam coretan-coretan sederhana. kunjungi pula tulisan saya yang lain di http://pinterdw.blogspot.com/

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

Belajar dari Jam Pasir untuk Menulis

24 Januari 2019   07:11 Diperbarui: 24 Januari 2019   08:09 70
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto: Ilustrasi Jam Pasir (Sumber: https://id.aliexpress.com)

Zaman dahulu sebelum peradaban mengenal jam manusia mengukur waktu dengan menggunakan jam pasir. Secara utuh sebuah jam pasir terdiri dari tiga bagian yaitu penampung pasir bagian atas, lubang pasir pada bagian tengah dan penampung pasir bagian bawah. Butir-demi butir pasir bergerak dari bagian atas melewati bagian sempit di tengah untuk menuju penampung pasir bagian bawah.

Menulis tak ubahnya seperti sistem kerja dari jam pasir, ide dari dalam fikiran dituangkan melalui gerakan jari kemudian menghasilkan sebuah karya. Namun, kebanyakan kita tak memahami proses menulis ini inginnya sekali menulis langsung menghasilkan karya yang banyak. Ada beberapa pelajaran yang dapat dipetik para penulis dari jam pasir diantaranya;

Pertama, Kesabaran. Menulis butuh proses seperti pasir yang dengan sabarnya memasuki celah kecil dari penampung atas ke penampung bawah. Dalam proses menulis membutuhkan kesabaran. Kesabaran untuk belajar meningkatkan kualitas tulisan, kesabaran untuk memperbaiki kesalahan dan kesabaran untuk menuliskan ide.

Tanpa kesabaran tidak akan pernah menghasilkan karya yang berkualitas, karena proses penulisan membutuhkan proses yang benar-benar tekun dan berkelanjutan. Menulis seperti orang berjalan ketika sudah berhenti maka rasa malas buru-buru menghinggapi, dan untuk memulainya membutuhkan usaha lagi.

Kedua, Keyakinan. Menulis membutuhkan keyakinan seperti pasir yang mengalir dari bagian atas kebawah jika berhasil melalui celah sempit dibagian tengah. Percayalah, ketika mau belajar dan terus berproses maka akan memperoleh keberhasilan. Kesulitan adalah hal yang biasa dihadapi dalam tahapan belajar, ketika kita mampu mengalahkan kesulitan itu maka akan berhasil.

Ketiga, Mengalir saja. Menulis merupakan sebuah proses yang dilakuka tahap demi tahap. Lakukan saja seluruh tahapannya seperti air yang mengalir. Jika saatnya masih belajar maka perbanyaklah belajar dan ketika sudah saatnya berkarya maka segeralah berkarya. Jangan sampai menunggu sempurna untuk menghasilkan karya karena pada hakikatnya nyawa tulisan adalah ide. Ketika menulis biarkan ide mengalir bebas, tak perlu dikekang dengan berbagai aturan. Untuk mengoreksi ide lakukan saat karya sudah ada, agar tidak membunuh ide yang telah ada.

Selamat menulis dan mari menulis untuk menyampaikan gagasan dan ide yang ada dalam fikiran kita. Biarkan ide mengalir dengan liarnya dan menghasilkan berbagai karya. "Penulis bermakna karena ia berkarya". Semangat....!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun