Sering kali kita mendapat perlakuan yang kurang enak berkaitan dengan kembalian uang belanja. Paling tidak kita pernah mengalami hal yang sama. Kira-kira 1 tahun yang lalu mungkin masih menjadi kebiasaan bagi minimarket yang selalu memeberikan kembalian berupa permen. Oleh sebab itu mereka selalu menyediakan satu bungkus permen yang digunakan untuk menggantikan kembalian yang semestinya berupa "uang".
Syukur, kebiasaan dari minimarket tersebut sudah hilang setelah dikeluarkan fatwa haram uang kembalian diganti dengan permen. Karena memang konsumen selalu dirugikan. Ketika seharusnya kembalian yang diterima berupa uang yang mungkin kalau dikumpulkan dan di tabung bisa digunakan untuk berbelanja lagi. Atau minimal digunakna untuk infak kepada pengemis di jalanan. Sementara kalau permen yang diberikan, seakan konsumen dipaksa untuk membeli permen tersebut. Padahal saat itu kita tidak bermaksud belanja permen.
Namun sekarang ini juga masih ada yang membuat kita juga sering dirugikan. Memang tidak seperti "kasus, uang kembalian yang diganti dengan permen. Kalau kita perhatikan, kenapa orang sering membeli bahan bakar (baca: bensin) selalu dengan uang pas dengan nominal tertentu. Misalkan Rp 5.000, Rp 10.000 atau nominal lainnya. Jarang diantara kita beli dengan meminta diisi penuh atau full. Kenapa?
Karena sering kali walaupun kita beli full dan mendengar "mulai dari nol ya pak" sapa'an yang merupakan palayanan para petugas yang mengisi bahan bakar. Hal ini berbanding terbalik saat total nominal yang harus kita keluarkan untuk membayar bahan bakar tersebut. Seringkali ketika kita diharuskan membayar 15.400 dan mengeluarkan uang sebesar Rp 20.000, dari petugas kita akan mendapat kembalian sebsar Rp 4000, tanpa ada "omongan" atau basa-basi pembicaraan tentang duit Rp 600,-. Hal ini jelas kita sebagai konsumen dirugikan Rp 600. Berbeda saat kita membayar Rp 15.000,- Para petugas akan meminta kekurangan dari kita.
Tidak jauh berbeda dengan pelayanan di tempat parkir. Sudah umum tempat parkir di pusat perbelanjaan memberlakukan tarif parkir sebesar Rp 1500/jam. Dan ketika kita kebetulan menggunakan jasa parkir hanya 1 jam. Kita sering membayar sebesar Rp 2.000,- kenapa? persoalannya seperti diatas. Petugas sering tidak memberikan uang kembalian sebesar Rp 500,- Namun sebaliknya ketika kita hanya membayar Rp 1000,- kita akan ditanya kekurangannya.
Untuk itu, sebisa mungkin kita akan selalu berusaha mengontrol diri agar jangan sampai kita membantu mereka masuk ke neraka dengan tidak menanyakan uang kembalian yang tidak diberikan oleh para petugas tersebut.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H