[caption id="attachment_102984" align="aligncenter" width="680" caption="Gasing Bambu dan Peluit Suara Burung"][/caption]
Mainan-mainan yang sudah masuk dalam kategori langka dan hampir punah ini secara tidak sengaja saya temukan di pasar kaget Gasibu, Bandung. Dijual didalam pikulan sederhana dari dus bekas air mineral. Dalam pikulan itu tertumpuk gasing bambu dalam berbagai ukuran, seruling bambu berukuran mini, dan sepotong bambu kecil mirip peluit yang bila ditiup akan menghasilkan suara mirip kicauan burung. Selain mainan-mainan itu terdapat juga akar wangi, bahan pengharum tradisional yang juga merupakan salah satu bahan baku parfum. Penjual sekaligus pembuatnya bernama pak Sudarsono, yang mulai berjualan mainan-mainan ini sejak tahun 2004. Baru dua bulan ini ia berjualan di Bandung. Sebelumnya, pak Sudarsono berjualan di kampung halamannya di kota Yogyakarta. Di Bandung, setiap hari Minggu ia mangkal di pasar kaget Gasibu. Selebihnya ia membawa pikulannya berkeliling dari satu tempat ke tempat lain.
Produk gasing, seruling mini dan peluit bersuara burung ini sejatinya adalah mainan anak-anak. Tapi lucunya, kebanyakan pembeli mainannya adalah para orang tua. Mungkin mereka tertarik membeli karena ingin bernostalgia dengan kenangan masa kecil mereka. Menurut pak Sudarsono, kebanyakan anak-anak justru sama sekali tidak mengenal mainan yang ia jual. “Makanya saya selalu terangkan bahwa ini mainan jaman dulu, supaya anak-anak sekarang juga tahu,” ujarnya.
Tidak hanya berjualan keliling, pak Sudarsono juga mengaku sering menerima pesanan dalam jumlah besar. Biasanya untuk dijadikan souvenir pesta perkawinan. Apakah omsetnya cukup untuk membiayai hidupnya sehari-hari? “Itu kan tergantung kitanya saja, mau menerima dengan ikhlas atau tidak. Kalau yang namanya manusia pasti kan selalu saja merasa kurang. Tapi kalau diterimanya ikhlas pasti akan cukup,” jawabnya bijak. [caption id="" align="aligncenter" width="336" caption="Deretan Gasing Bambu"]
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H