Mohon tunggu...
Danar Dono
Danar Dono Mohon Tunggu... Administrasi - Seorang Pelajar yang tidak bisa berhenti belajar dari siapapun dimanapun kapanpun

Tebarkan rahmat kepada semesta alam!

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Konflik Terbesar Sepanjang Sejarah Umat Manusia

10 September 2019   23:09 Diperbarui: 10 September 2019   23:23 80
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Perjalanan hidup manusia sepanjang waktu senantiasa diwarnai konflik yang tak berkesudahan. Tak tahukah anda konflik terbesar yang mewarnai peradaban dunia sepanjang zaman? 

Ialah konflik batin, pernahkah anda mengalaminya? Ketika anda bimbang, sedih, khawatir, malu, kecewa, menyesal, kesepian, takut, merasa hina, itu semua adalah 'konflik batin'. 

Apa akibatnya? Tragedi dikeluarkannya Adam dari jannah, pembunuhan manusia pertama, hingga jatuhnya manusia ke lembah kemaksiatan bermula dari 'konflik batin'.

Apa konflik batin itu? Ketika anda menginginkan sesuatu secara 'naluriah' (baca: id) tapi bertentangan dengan 'nilai-nilai universal' (baca:superego), hingga anda merasa bimbang harus bertindak seperti apa (baca: ego lemah), itulah 'konflik batin'.  Sepanjang hidupnya kita senantiasa mengalami konflik ini. Ada yang berhasil, ada pula yang gagal menanganinya.

Dan konflik batin yang sangat 'berbahaya' bagi kaum muda zaman ini adalah 'konflik romantika'. Berapa banyak kaum muda yang jatuh dalam kehinaan karena konflik ini? Barangkali anda menyukai seseorang, tapi tak sampai hati karena alasan-alasan tertentu, sehingga batin anda 'bergejolak'. 

Barangkali anda melihat kaum muda di sekitar anda 'memperlakukan' anda seperti orang aneh karena berbeda dari 'kebiasaan hedonic' di sekitar anda. Hal ini tentu menimbulkan kebimbangan hingga kecemasan batiniah. Tenanglah! 

Anda tidak sendiri, Nabi Yusuf as pun pernah mengalaminya. Ketika beliau 'digoda' oleh perempuan rupawan, ningrat, lagi kaya untuk menundukkan dirinya. Naluri lelaki mana yang tak menafikannya? Namun, itu semua adalah 'ujian' untuk menguji siapa hamba-Nya yang bersyukur atau kufur. Andai Yusuf as tidak melihat tanda Tuhannya, tentu ia telah celaka. Namun kekuatan imannya telah menyelamatkannya dari kekejiaan. (QS. [12]:23-24)

Karena itu, barangkali konflik batin semacam ini menimpa diri kita dalam 'manifestasi lain'. Ketika hal itu terjadi, ingatlah tanda Allah dalam kesadaran kita, lalu katakanlah: "audzubillah" (aku berlindung kepada Allah), dan kuatkanlah diri kita untuk berpaling darinya menuju kesalehan.  Itulah hamba yang "mukhlis".

#konflik #batin #taawuz #mukhlis

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun