Perjalanan hidup manusia sepanjang waktu senantiasa diwarnai konflik yang tak berkesudahan. Tak tahukah anda konflik terbesar yang mewarnai peradaban dunia sepanjang zaman?Â
Ialah konflik batin, pernahkah anda mengalaminya? Ketika anda bimbang, sedih, khawatir, malu, kecewa, menyesal, kesepian, takut, merasa hina, itu semua adalah 'konflik batin'.Â
Apa akibatnya? Tragedi dikeluarkannya Adam dari jannah, pembunuhan manusia pertama, hingga jatuhnya manusia ke lembah kemaksiatan bermula dari 'konflik batin'.
Apa konflik batin itu? Ketika anda menginginkan sesuatu secara 'naluriah' (baca: id) tapi bertentangan dengan 'nilai-nilai universal' (baca:superego), hingga anda merasa bimbang harus bertindak seperti apa (baca: ego lemah), itulah 'konflik batin'. Â Sepanjang hidupnya kita senantiasa mengalami konflik ini. Ada yang berhasil, ada pula yang gagal menanganinya.
Dan konflik batin yang sangat 'berbahaya' bagi kaum muda zaman ini adalah 'konflik romantika'. Berapa banyak kaum muda yang jatuh dalam kehinaan karena konflik ini? Barangkali anda menyukai seseorang, tapi tak sampai hati karena alasan-alasan tertentu, sehingga batin anda 'bergejolak'.Â
Barangkali anda melihat kaum muda di sekitar anda 'memperlakukan' anda seperti orang aneh karena berbeda dari 'kebiasaan hedonic' di sekitar anda. Hal ini tentu menimbulkan kebimbangan hingga kecemasan batiniah. Tenanglah!Â
Anda tidak sendiri, Nabi Yusuf as pun pernah mengalaminya. Ketika beliau 'digoda' oleh perempuan rupawan, ningrat, lagi kaya untuk menundukkan dirinya. Naluri lelaki mana yang tak menafikannya? Namun, itu semua adalah 'ujian' untuk menguji siapa hamba-Nya yang bersyukur atau kufur. Andai Yusuf as tidak melihat tanda Tuhannya, tentu ia telah celaka. Namun kekuatan imannya telah menyelamatkannya dari kekejiaan. (QS. [12]:23-24)
Karena itu, barangkali konflik batin semacam ini menimpa diri kita dalam 'manifestasi lain'. Ketika hal itu terjadi, ingatlah tanda Allah dalam kesadaran kita, lalu katakanlah: "audzubillah" (aku berlindung kepada Allah), dan kuatkanlah diri kita untuk berpaling darinya menuju kesalehan. Â Itulah hamba yang "mukhlis".
#konflik #batin #taawuz #mukhlis
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H