Mohon tunggu...
DoNo Salim
DoNo Salim Mohon Tunggu... -

Seorang pemuda yang hanya ingin membagi dunianya lewat sebuah tulisan-tulisan ringan yang menghibur dan menginspirasi semua orang.

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Mahasiswa 1/2 Abadi (BAB II, Part 1 : Moving On....)

7 Mei 2017   11:20 Diperbarui: 7 Mei 2017   11:30 984
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Novel. Sumber ilustrasi: PEXELS/Fotografierende

Selain meng-update status di dunia maya, gue juga berusaha meng-update penampilan gue, agar terlihat lebih mirip anak kuliahan. Kalau dulu pas waktu SMA gue diwajibkan memakai seragam putih abu-abu, kini gue bebas memilih gaya berpakaian gue sendiri. Gue pun memutuskan untuk memakai batik berwarna ijo, celana jeans, dan sepatu kets hitam, mirip kayak Mas-Mas tukang Becak di Malioboro.

Di semester awal ini, kuliah gue masih dipaketin dari kampus. Atau lebih simpelnya, gue belum bisa memilih kelas dan waktu kuliah sendiri, melainkan masih harus mengikuti pilihan paket dari kampus. Nama kelompok kelas gue di semester ini adalah, YJ. Sebuah kelas yang berisikan 60 Mahasiswa di dalam 1 kelas.

Hari pertama kuliah, ternyata gak jauh berbeda dengan hari pertama masuk SMA. Hari di mana kita disuruh maju ke depan kelas satu per satu dan memperkenalkan diri.

Perkenalan pun dimulai. Satu per satu Mahasiswa maju dan memperkenalkan diri. Jujur, gue paling benci dengan momen perkenalan diri seperti ini. Seperti biasa, setiap kali gue memperkenalkan diri, selalu saja ada celetukan-celetukan yang 'menyerang' gue. Beberapa celetukan yang sering muncul di saat gue tengah memperkenalan diri, biasanya kayak begini :

"Dono? Kasino sama Indro-nya, ke mana? HAHAHA."

"Dono? Kemane aje lu, Don? GILE LU, DON!"

"Dono? Warkop? Kok sekarang matanya sipit, kayak habis dikencingin Kecoa, gitu. HAHAHA."

Mempunyai nama yang sama dengan tokoh terkenal, memang ada enaknya dan gak enaknya. Enaknya sih, gue bisa dikenal dan diingat oleh banyak orang dengan mudah. Tapi gak enakya, gue selalu dikaitkan dengan kebiasaan sosok asli dari tokoh tersebut. Bahkan, gak sedikit yang menyuruh gue untuk ngelawak di depan kelas, sambil joget Chiken Dance kayak Dono di film Warkop.

Sebenarnya, nama gue bukan hanya sama dengan Dono Warkop saja, melainkan juga dengan pendiri PT. Indofood, yakni Alm. Sudono Salim. Atau yang orang lebih sering kenal dengan nama Tionghoa-nya yakni, Lim Su Liong. Ya, dulu Papa pernah bilang, kalau dia terinspirasi dari Sudono Salim ini, karena dia merupakan pengusaha paling kaya dan sukses di Indonesia, bahkan di Asia pada zaman Presiden Pak Harto. Harapannya sederhana, agar kelak gue juga memiliki kemampuan untuk berbisnis yang handal seperti beliau. Jujur, gue pribadi, merasa terbebani dengan latar belakang yang begitu luar biasa dari sosok beliau. Mengingat, gue sama sekali gak memiliki basic untuk menjadi seorang pengusaha. Gue itu orangnya gampang gak enakan kalau jualan, bahkan kalau ada pembeli yang gak punya uang, gue selalu bayarin belanjaan dia, bahkan sampai gue kasih uang ongkos buat dia pulang.

Setelah selesai sesi perkenalan diri, kegiatan pun dilanjutkan dengan basa-basi dari Dosen, menjelaskan tentang perbedaan cara belajar dan mengajar saat SMA dan kuliah. Sejauh ini, gue memang merasa, bahwa kuliah itu jauh berbeda dengan jaman SMA dulu. Mulai dari penampilan terlebih dulu. Menurut gue, penampilan saat sudah kuliah itu jauh lebih bebas dan mengasyikan. Kalau dulu saat SMA kita diwajibkan menggunakan seragam, kini kita diperbolehkan mengenakan pakaian bebas, asal rapih dan sopan. Selain itu, kalau kita memakai celana pensil atau bagi yang cewek memakai celana legging (dengan motif macan tutul sekalipun), kita gak usah khawatir, celana kita gak bakal disobek-sobek sama Dosen kayak dulu jaman di SMA. Selain itu, kalau dulu kita diwajibkan membawa tas berisikan buku pelajaran seberat 1 bakul nasi, saat kuliah, kita boleh hanya membawa binder dan pulpen saja kok. Kemudian, di kuliah itu, gak ada namanya sidak alias inspeksi mendadak. Sebuah momen di mana, kalau sepatu kita gak berwarna hitam akan disita paksa. Atau bisa juga, bagi para cowok yang berambut agak panjang, akan ditarik keluar lapangan dan rambutnya digunting secara random, pakai cetakan dari baskom bekas gorengan.

Selain penampilan, ketika sudah menjadi Mahasiswa, kita bisa bebas melakukan apa saja. Misalkan kalau saat SMA, mau merokok saja harus main 'kucing-kucingan' dengan guru, saat kuliah, kita bisa merokok dengan nyaman di tempat yang sudah disediakan. Selain itu, kalau kita bolos dan gak masuk kuliah, kita gak usah khawatir, bakal disamperin sama Dosen sampai ke rumah kita. Kata Dosen gue, kuliah itu bebas, tapi harus bertanggung jawab. Maksudnya, kalau mau nakal ya silahkan nakal, tapi harus siap terima resikonya sendiri. Menurut gue, kuliah itu memang sudah menjadi tanggung jawab pribadi Mahasiswa, bukan lagi tanggung jawab dari Dosen, Rektor, maupun tukang Cilor depan kampus.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun