Mohon tunggu...
Donny Setiawan
Donny Setiawan Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Ilmu Hubungan Internasional UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Main game dan menonton Anime

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Peran Strategis Indonesia dalam Konflik Laut China Selatan

27 Mei 2024   20:50 Diperbarui: 27 Mei 2024   21:03 75
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Konflik di Laut China Selatan (LCS) merupakan isu geopolitik yang kompleks dan berkepanjangan, melibatkan klaim teritorial dari berbagai negara, termasuk China, Filipina, Vietnam, Malaysia, dan Brunei Darussalam. Meskipun Indonesia bukan claimant state dalam sengketa Laut China Selatan, wilayah Laut Natuna Utara yang merupakan bagian dari Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) Indonesia berpotensi terkena dampak dari adanya konflik ini. Perairan ini tidak hanya kaya akan sumber daya alam (SDA) tetapi juga menjadi jalur penting pelayaran internasional. Oleh karena itu, konflik di Laut China Selatan tidak hanya mengancam kedaulatan wilayah, tetapi juga stabilitas regional dan keamanan nasional Indonesia.

Ancaman Langsung terhadap Kedaulatan Indonesia

Natuna berpotensi terkena dampak dari adanya Konflik Laut China Selatan, khususnya melalui upaya penegasian klaim oleh negara-negara yang terlibat dalam sengketa[1]. Aktivitas militer yang meningkat dan insiden-insiden di perairan ini dapat mengganggu kedaulatan wilayah Indonesia, termasuk hak eksklusif dalam eksplorasi dan eksploitasi sumber daya alam. Insiden seperti pelanggaran ruang udara oleh pesawat militer asing dan penangkapan nelayan Indonesia oleh kapal patroli asing telah menciptakan ketegangan dan memperumit upaya diplomasi. Ini menunjukkan betapa gentingnya situasi tersebut dan perlunya respons yang tegas dan terukur dari pemerintah Indonesia. Perlu juga ditekankan bahwa seringkali, nelayan lokal yang mencari nafkah di perairan tradisional mereka, mendapati diri mereka terjebak dalam perjuangan geopolitik yang lebih besar, menimbulkan ketidakstabilan ekonomi dan sosial bagi komunitas pesisir.

Peran Strategis Indonesia

Meskipun Indonesia bukan claimant state, Indonesia berkepentingan untuk menjaga kedaulatan wilayah di Laut Natuna Utara[2]. Tidak hanya sebagai masalah kedaulatan, tetapi juga pentingnya jalur ini bagi perdagangan dan ekonomi nasional. Lebih dari itu, Indonesia memiliki peran strategis dalam ASEAN sebagai mediator dalam menyelesaikan sengketa ini secara damai. Peran ini tidak hanya penting untuk menjaga stabilitas regional tetapi juga menegaskan posisi Indonesia sebagai negara besar yang berdaulat dan berpengaruh di kawasan. Kepemimpinan Indonesia dalam diplomasi regional bisa menjadi kunci penyelesaian konflik yang adil dan berkelanjutan. Selain itu, sebagai negara kepulauan terbesar di dunia, Indonesia memiliki kepentingan inheren dalam mempertahankan kebebasan navigasi dan penerbangan, yang esensial untuk kelancaran perdagangan dan akses global.

Solusi dan Langkah ke Depan

Penyelesaian konflik menjadi sulit karena klaim saling tumpang tindih, pengelolaan sengketa lebih mudah dicapai terlebih untuk menghindari konflik antara AS-China yang tengah dalam strategic rivalry[3]. Untuk itu, Indonesia harus memperkuat diplomasi multilateral dan bilateral, serta memanfaatkan forum-forum internasional untuk memperjelas dan menegaskan kembali hukum internasional sebagai dasar penyelesaian sengketa. Penguatan patroli dan pengawasan di Laut Natuna juga menjadi krusial untuk menjamin tidak ada pelanggaran yang bisa mengurangi kedaulatan Indonesia. Ini membutuhkan investasi yang signifikan dalam kemampuan maritim dan kerjasama keamanan yang lebih erat dengan negara-negara lain di kawasan itu. Langkah ini tidak hanya mendukung penegakan kedaulatan tetapi juga menunjukkan komitmen Indonesia terhadap keamanan regional yang tangguh.

Edukasi dan Pengaruh Terhadap Publik

Memperluas pemahaman publik mengenai pentingnya Laut China Selatan bagi Indonesia dan dampak konflik terhadap kedaulatan nasional adalah krusial. Pendidikan dan informasi yang luas melalui media, diskusi publik, dan seminar dapat membantu masyarakat memahami tantangan dan strategi Indonesia dalam menghadapi isu ini. Ini tidak hanya mendukung basis dukungan domestik untuk kebijakan pemerintah tetapi juga memperkuat posisi Indonesia secara internasional. Dengan memperluas kesadaran ini, rakyat Indonesia bisa lebih aktif mendukung inisiatif pemerintah dalam menegakkan kedaulatan dan mendukung perdamaian regional, yang pada akhirnya berkontribusi pada kestabilan global.

Pendidikan masyarakat mengenai isu geopolitik dan maritim sangat penting dalam membangun kesadaran nasional dan partisipasi aktif dalam isu kedaulatan. Upaya ini bisa dimulai dari kurikulum sekolah yang memasukkan materi tentang geopolitik Laut China Selatan, pentingnya kedaulatan maritim, dan implikasinya terhadap kehidupan sehari-hari. Selain itu, kolaborasi antara pemerintah, lembaga pendidikan, dan media massa dapat memfasilitasi program-program edukasi yang lebih mendalam. Misalnya, dokumenter televisi, artikel majalah, dan kampanye media sosial yang dirancang untuk menarik perhatian dan meningkatkan pemahaman masyarakat tentang apa yang dipertaruhkan di Laut China Selatan.

Selain itu, pemerintah dapat mengadakan forum-forum komunitas dan workshop yang memungkinkan dialog antara ahli strategi maritim, pembuat kebijakan, dan masyarakat umum. Kegiatan ini tidak hanya mendidik masyarakat tentang isu-isu strategis tetapi juga memungkinkan mereka untuk menyampaikan pendapat dan mendapatkan pemahaman yang lebih baik tentang tindakan pemerintah. Dengan demikian, masyarakat menjadi lebih siap untuk mendukung inisiatif pemerintah dan lebih peka terhadap ancaman terhadap kedaulatan nasional, sehingga membentuk opini publik yang berpengaruh dalam diplomasi dan kebijakan internasional.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun