Mohon tunggu...
Donny Setiawan
Donny Setiawan Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Ilmu Hubungan Internasional UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Main game dan menonton Anime

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Minimum Essential Force (MEF) Indonesia

5 Mei 2023   21:00 Diperbarui: 5 Mei 2023   21:01 388
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Minimum Essential Force (MEF) adalah konsep yang digunakan oleh militer untuk menentukan kebutuhan dasar kekuatan militer untuk menjaga kedaulatan dan keamanan nasional. Konsep MEF ini muncul sebagai hasil dari evaluasi kembali kebijakan keamanan nasional dan juga sebagai upaya untuk mengurangi anggaran belanja militer.

Konsep MEF ini telah menjadi topik perdebatan yang sangat kontroversial di Indonesia. Ada yang menganggap bahwa konsep ini sangat diperlukan untuk memperbaiki keseimbangan anggaran belanja negara. Namun, ada juga yang menganggap bahwa konsep ini tidak cukup untuk menjaga kedaulatan dan keamanan negara.

Bagaimana sebenarnya MEF ini dapat berkontribusi terhadap keamanan nasional kita? Apa saja pro dan kontra dari konsep MEF ini? Dalam artikel ini, saya akan membahas tentang MEF dan memberikan opini saya mengenai konsep ini.

Pertama-tama, saya akan menjelaskan tentang definisi MEF. MEF adalah jumlah personel dan peralatan militer yang diperlukan untuk menjaga keamanan dan kedaulatan negara pada tingkat minimum yang diperlukan. MEF Indonesia diatur dalam dokumen perencanaan strategis yang disebut sebagai "Buku Putih Pertahanan Indonesia" yang dikeluarkan oleh Kementerian Pertahanan Indonesia. Dokumen ini bertujuan untuk memberikan pandangan dan arah strategis bagi pembangunan pertahanan nasional Indonesia.

Buku Putih Pertahanan Indonesia pertama kali diterbitkan pada tahun 2003 dan telah mengalami beberapa revisi sejak itu. Buku putih ini mencakup berbagai hal seperti analisis situasi strategis Indonesia, kebijakan pertahanan nasional, dan rencana pembangunan kekuatan pertahanan nasional, termasuk MEF.

Dalam Buku Putih Pertahanan Indonesia, MEF dijelaskan sebagai "minimal tingkat kemampuan kekuatan pertahanan nasional yang harus dimiliki Indonesia untuk menjaga kedaulatan, integritas, dan keselamatan nasional." Selain itu, dokumen ini juga menjelaskan bahwa MEF harus mampu menjalankan tugas-tugas pertahanan nasional, seperti operasi pertahanan, operasi penjagaan dan pengamanan wilayah, serta operasi pemulihan keamanan.

Sebagai dokumen strategis, Buku Putih Pertahanan Indonesia menjadi pedoman bagi semua kebijakan, rencana, dan program pembangunan kekuatan pertahanan nasional Indonesia, termasuk MEF. Oleh karena itu, semua kebijakan dan program pembangunan kekuatan pertahanan nasional Indonesia harus memperhatikan prinsip dan arah yang ditetapkan dalam dokumen ini.

Konsep MEF ini didasarkan pada perhitungan matematis yang mempertimbangkan berbagai faktor seperti geografi, demografi, dan keamanan nasional. Namun, ada yang mengkritik bahwa konsep MEF hanya menghitung kebutuhan personel dan peralatan militer yang diperlukan tanpa memperhatikan kualitas dan kesiapan pasukan. Selain itu, MEF hanya melihat sisi kuantitatif dan tidak mempertimbangkan faktor kualitatif seperti pelatihan, peralatan yang modern, dan lain-lain.

Namun, di sisi lain, konsep MEF dapat membantu pemerintah dalam mengatur belanja militer dengan lebih efektif. Dengan mempertimbangkan kebutuhan dasar yang dibutuhkan untuk menjaga keamanan nasional, pemerintah dapat memprioritaskan anggaran untuk hal-hal yang memang benar-benar diperlukan. Dalam hal ini, MEF dapat membantu mengurangi anggaran belanja militer yang tidak perlu dan mengalokasikan anggaran untuk hal-hal yang lebih penting seperti pembangunan infrastruktur dan kesejahteraan rakyat.

Namun, saya juga merasa bahwa konsep MEF tidak dapat dijadikan patokan utama dalam menentukan kebutuhan militer Indonesia. Keamanan nasional adalah hal yang sangat kompleks dan tidak dapat diukur hanya dengan angka-angka. Terdapat banyak faktor yang perlu dipertimbangkan seperti ancaman dari dalam dan luar negeri, konflik etnis dan agama, terorisme, dan lain-lain. Selain itu, sumber daya manusia dan teknologi juga harus diperhatikan dalam menentukan kebutuhan militer.

Selain itu, keamanan nasional juga harus dilihat dari sudut pandang yang lebih luas, yaitu dengan memperhatikan hubungan internasional dan diplomasi. Upaya diplomasi yang kuat dapat membantu mencegah konflik dan menjaga perdamaian, sehingga kebutuhan militer dapat dikurangi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun