Profesi sebagai petani, bagi sebagian besar masyarakat tidak diminati. Pandangan publik, bakobong atau bertani adalah pekerjaan yang melelahkan, tidak memiliki masa depan, pekerjaan hina dan kotor.Â
Apalagi kaum milenial saat ini yang terbiasa dengan gaya hidup instan, segalanya serba cepat dan serba mudah ditengah pesatnya kemajuan teknologi, berbanding terbalik dengan petani yang butuh kesabaran ekstra dan mental baja, mulai dari mengolah lahan, menanam dan harus dirawat minimal 3 bulan terus-menerus untuk mencegah serangan hama dan penyakit, Â belum lagi saat panen harganya anjlok.
Pandangan negatif terhadap profesi petani, mendapat bantahan dari Iren Saroinsong, anak muda milenial yang sejak kecil sudah diajarkan untuk berkebun. Menurut, perempuan yang berusia 22 tahun ini, petani adalah pekerjaan yang mulia dan memiliki nilai luhur, karena berkontribusi positif untuk kebutuhan hidup masyarakat dan ketahanan pangan bagi bangsa dan negara. "Selain memenuhi kebutuhan keluarga juga memenuhi kebutuhan masyaraakt luas. Saya bisa selesai sekolah sampai sarjana, biayanya semua dari hasil bakobong. Peran petani sangat penting dan harus dihormati. Petani harus tetap ada untuk ketahanan pangan, apalagi ditengah dunia yang dilanda krisis ekonomi akibat pandemic covid-19," tandas Iren yang baru saja menyandang gelar sarjana Hukum ini.
Anak sewata wayang dari pasangan Denny Manaroinsong dan Iske Bolung ini, mengajak pada kaum milineal khususnya perempuan jangan malu untuk Bertani. "Perempuan juga bisa bertani, jangan malu. Kebanggaan Iren karena dikampung saya masih banyak juga anak muda yang sarjana Bertani, ingat Indonesia terkenal dengan negara agraris, kalau bukan kita siapa lagi yang akan mengolah lahan-lahan pertanian, Mari jo anak-anak muda milenial untuk bakobong," ajak aktivis GmnI yang mengaku sejak kecil sudah belajar Bertani.
Iren juga mengharapkan pemerintah untuk berpihak pada petani khususnya petani Kelelondey yang saat ini berjuang mempertahankan lahan pertanian dengan luas 350 hektar yang akan dibangun sekolah militer.Â
"Sangat disayangkan jika lahan yang menghidupkan ribuan rakyat akan dirampas. Kami minta pemerintah untuk mempertahankan lahan kelelondey sebagai lahan pertanian sumber penghidupan masyarakat disini dan kami akan terus berjuang sampai ada kepastian bahwa lahan kelelondey adalah milik petani," tandas Iren.
Rendahnya minat generasi milenial untuk Bertani, adalah masalah serius yang harus menjadi perhatian Negara. Indonesia terancam krisis generasi petani dan bisa mengancam ketahanan pangan kedepan. Untuk itu, pemerintah harus memberikan perhatian serius dengan menciptakan berbagai hal yang menciptakan kenyamanan dan ketertarikan para kaum milenial untuk Bertani kembali.(DVR)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H