Mohon tunggu...
Donny Hermaswangi
Donny Hermaswangi Mohon Tunggu... -

Petualang, Penikmat Sepakbola, Penggila Kuliner

Selanjutnya

Tutup

Olahraga Artikel Utama

Paul si Gurita di Antara Panzer dan Torreros

6 Juli 2010   16:57 Diperbarui: 26 Juni 2015   15:03 355
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Olahraga. Sumber ilustrasi: FREEPIK

[caption id="attachment_187288" align="alignleft" width="298" caption="Paul si Gurita/Admin (AFP/PATRICK STOLLARZ/Worldcup.kompas.com)"][/caption] Sebagai seorang pelatih tim nasional, Joachim Loew, ternyata mempunyai selera humor yang cukup tinggi juga. Padahal semua orang tahu betul bagaimana paniknya ia setelah Landon Donovan berhasil mencetak gol kemenangan Amerika Serikat atas Aljazair di partai terakhir Grup C. Gol tersebut membuat klasemen akhir grup tersebut morat-marit tak menentu dan membuat Jerman harus menghadapi Inggris di babak 16 besar. "Ya Tuhan!" ucap Loew saat itu, cukup untuk menggambarkan sesuatu yang tidak terduga bukan? Pelatih manapun tentu akan gentar melihat kekuatan timnas Inggris saat ini. Walau penampilan mereka selama di grup biasa-biasa saja, namun Inggris tetaplah Inggris dengan pemain-pemain kelas dunia yang didengungkan sebagai golden generation oleh pers Inggris. Untuk meredakan ketegangan tim dan dirinya, Loew sengaja mengajak anak-anak asuhnya mengunjungi kebun binatang konservasi singa di Lanseria. "Kemarin kami memanfaatkan libur latihan untuk pergi ke kebun binatang khusus singa dan ketika keluar, saya mendapati seluruh pemain saya dalam keadaan utuh" canda Loew. Tidak lucu memang, tapi pasti akan mengundang senyum orang yang mendengarnya. Hasilnya, seperti yang anda ketahui bersama, para pendukung Jerman di stadion ramai-ramai berkoor "ein, zwei, drei, vier (satu, dua, tiga, empat)" sesuai dengan jumlah kanon yang berhasil menghujam langkah sang singa. Di perempatfinal, pendekatan a la Loew tak lagi diterapkan. Kini justru sang regiseur tim Panzer, Bastian Schweinsteiger, yang berkoar memulai psywar. "Jika kami berhasil menang di fase ini, kemungkinan besar kami akan menghadapi Spanyol. Toh pada dua game tersebut, saya seperti melawan Barcelona" ujar Schweini. Barcelona? Apa maksud perkataan Schweini terjawab di lanjutan ucapannya "(maksud saya) Argentina dan Spanyol bermain dengan separuh kekuatan Barcelona musim ini. Xavi, Iniesta, Busquet, Pique, Puyol, dan ditambah Pedro serta Valdez maka jadilah tim Spanyol itu Barcelona mini. Sementara di Argentina ada Messi yang merupakan ruh dan separuh kekuatan tempur Barcelona" sambungnya. Lagi-lagi seorang Jerman 'murni' yang cenderung kaku mengeluarkan lelucon, dan lagi-lagi tidak lucu dan hanya cukup mengguratkan senyum orang-orang yang mendengarnya. Namun, sekali lagi pula para pendukung Der Panzer berkoor "ein, zwei, drei, vier". Ya, Argentina dibuat tak berdaya oleh Jerman. Messi san Messias pun tak diberi ruang untuk menyelamatkan takdir timnas, pelatih, dan harapan masyarakat Argentina dari terjangan salvo kanon-kanon panzer. Daya jelajah Messi ditutup rapat-rapat, daya gedor Gonzalo Higuain dan Carlos Tevez berhasil pula diredam. Diego Maradona pun hanya bisa meremas erat rosario di tangan kirinya. Argentina benar-benar hancur malam itu, sebagian besar beranggapan bahwa doa orang-orang Meksiko-lah yang menghancurkan mereka malam itu, sama seperti doa rakyat Irlandia dan Australia untuk Prancis dan Italia. * * * Lawan berikut Jerman adalah Spanyol. Barcelona mini kalau merujuk apa yang diucapkan Schweinsteiger. Tidaklah heran jika Schweini beranggapan demikian karena delapan dari 23 pemain yang dibawa oleh Vicente Del Bosque berasal dari klub asal Catalan tersebut. Schweini 'hanya' lupa menyebut nama David Villa kala melontarkan ucapannya tersebut sebelum lawan Argentina. Hal yang wajar karena Villa resminya baru akan memakai kostum Barca musim depan, sementara musim lalu ia hanya bermain di Valencia. Semoga Schweini 'hanya' melupakan Villa saat itu saja, tidak saat di lapangan esok hari. Melupakan Villa di lapangan adalah blunder besar untuk Jerman. Villa adalah pencetak gol terbanyak sementara di kejuaraan kali ini dengan lima golnya dan sedang berambisi untuk mengawinkan Piala Eropa yang direbut dua tahun lalu dengan Piala Dunia kali ini. Sejauh ini cuma Jerman (Barat) yang dapat melakukannya pada 1972 dan 1974, sedangkan Prancis merebut Piala Dunia (1998) dahulu baru mengawinkannya dengan Piala Eropa (2000). "Villa adalah torreros kami!" ujar gelandang jenius Xavi Hernandez. Torreros adalah orang yang berduel dengan banteng saat pagelaran matador berlangsung. Dengan kain merah di salah satu tangan, sang torreros memancing banteng-banteng ganas untuk memburunya. Di saat sang banteng mulai lelah mengejarnya, pedang di tangannya yang lain bersiap untuk menaklukan sang banteng. Gol-gol Villa di Afrika Selatan laksana hunusan pedang sang torreros. Banteng-banteng Honduras, Chili, Portugal, dan Paraguay menjadi korban hunusan gol-gol Villa. Dan siap pula dihunusnya pedang golnya itu ke panzer Jerman yang lengah ketika mencoba mengisi kembali kanon-kanon yang telah meluluhlantahkan Inggris dan Argentina. Sebenarnya ada satu lagi torreros di timnas Spanyol, Fernando Torres namanya. Sayang, hingga babak permpatfinal belum sekali pun ia hunuskan pedangnya. "Torres adalah juara sejati, dia akan mencetak gol di saat yang tepat. Seperti yang ia lakukan di final Euro lalu" kata Del Bosque sembari menyemangati Torres. Jerman boleh saja terus mengawasi pergerakan Villa, namun tidak boleh sedikit pun mereka lupa terhadap kehadiran Torres. Perlu diingat, Torres-lah yang menghancurkan mimpi Jerman di Euro 2008 lalu seperti yag dikatakan oleh Del Bosque. Untuk mencapai pertandingan 11 Juli nanti kedua tim ini haruslah saling membunuh terlebih dahulu. Sang gurita peramal, Paul-yang menjadi acuan oleh beberapa orang dan rumah judi dalam menentukan pemenang setiap partai Jerman- telah menyantap makanan yang disediakan dalam kotak berbendera Spanyol. Paul mengatakan bahwa Spanyol-lah yang akan berjaya nanti di semifinal, seperti halnya ia meramalkan kekalahan Jerman oleh Serbia di fase grup. Beberapa orang boleh percaya terhadap ramalan Paul si Gurita, namun tak ada yang pasti dalam sepakbola. Biarlah ke-22 orang yang bertarung di Stadion Moses Mabhida esok hari yang menentukan takdir mereka dalam kejuaraan kali ini. (deha) Tulisan in dibuat menjelang pertandingan semifinal antara Jerman vs Spanyol di babak semifinal Piala Dunia 2010.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun