Tidak seperti biasa, Jumat tanggal 30 Juni 2017, di hari libur lebaran yang menyenangkan, penulis harus ke Jakarta. Walaupun masih dalam suasana lebaran, namun KRL yang penulis tumpangi tidak pernah sepi. Seperti biasa, kondisi KRL tetap ramai, walaupun kali ini perbedaannya adalah penumpang didominasi oleh ibu dan anak-anak yang akan bertamasya ke Jakarta.
Dalam perjalanan di kereta, untuk mengurangi kejenuhan penulis mencoba browsing Twitter. Dengan aplikasi berlogo burung pipit biru ini, penulis mencoba "kepo" akun resmi Kementerian Keuangan. Setelah sibuk beberapa saat mencoba menggali informasi dari tweet Kemenkeu, akhirnya penulis menemukan 1 tweet yang menurut penulis cukup menarik.Â
Jadi ada satu tweet yang kontennya berisi mengenai cara mengetahui distribusi pajak yang kita setorkan terhadap APBN 2017. Kemudian penulis buka link yang terdapat tweet tersebut, dan kemudian penulis terhubung dengan website resmi Kemenkeu. Didalam website tersebut penulis dihadapkan dengan panduan untuk mengetahui aliran pajak yang penulis setorkan.
Menurut penulis isi konten tersebut cukup membuktikan transparansi yang coba diterapkan oleh Pemerintah Indonesia. Setelah Tax Amnesty yang resmi berakhir tanggal 31 Desember 2017, animo masyarakat terutama masyarakat umum terhadap kesadaran pajak seakan disentil. Mereka  yang awalnya skeptis terhadap pajak, atau "masa bodo" terhadap perputaran pajak Indonesia menjadi mulai "ngeh" dengan pajak. Selain itu masyarakat umum seakan dibuat peduli dengan uang yang mereka setorkan sebagai pajak kepada pemerintah.
Lalu pos apa saja yang dialokasikan untuk belanja Pemerintah Pusat ? Note : uang yang digunakan dari pajak yang kita bayar.
Penulis membuat pos di bidang ekonomi perlu iperhatikan luas.
Hanya saya cukup menyayangkan pos belanja Pemerintah Pusat di sektor pariwisata sangat rendah. Sektor ini hanya kebagian "kue" sebesar 0,4%. Padahal jika kita berkaca pada potensi pariwisata yang dimiliki Indonesia sangatlah tepat untuk dijadikan lumbung pndapatan negara. Hal ini tidak berlebihan mengingat Indonesia memiliki keanekaragaman budaya dan alam yang dapat dijadikan destinasi pariwisata untuk masa depan.
Overall dari website Kemenkeu yang memperlihatkan kontribusi pajak kita terhadap APBN, dapat kita jadikan salah kompas kita. Kompas yang penulis maksudkan adalah kita dapat melihat arah kebijakan pemerintah kedepannya seperti apa. Tentunya harapan penulis adalah APBN ini dapat digunakan semaksimal mungkin untuk pembangunan negara. Karena pembangunan infrastruktur yang tepat bersinergi dengan meningkatnya kesejahteraan masyarakat.
So, mari kita kawal bersama......Â
link untuk melihat kontribusi pajak anda
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H