Mohon tunggu...
Donny Irmawan
Donny Irmawan Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

Penulis adalah seorang mahasiswa S1 jurusan Ekonomi Pembangunan.

Selanjutnya

Tutup

Financial

Melemahnya Rupiah di Tengah Pandemi COVID-19

5 April 2020   15:00 Diperbarui: 5 April 2020   15:09 422
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Finansial. Sumber ilustrasi: PEXELS/Stevepb

Nilai mata uang di berbagai negara diperjual belikan, misalnya mata uang rupiah dan dolar. Untuk keperluan perdagangan sesorang yang mempunyai mata uang rupiah membutuhkan mata uang dollar, maka orang tersebut akan menukarkan rupiah terhadap dollar dan sebaliknya. 

Kegiatan tukar menukar mata uang ini pada akhirnya menentukan nilai tukar mata uang domestik terhadap mata uang asing. Pada kegiatan seperti ini konsep permintaan dan penawaran berlaku. Ketika permintaan suatu barang tinggi nilai barang tersebut akan cenderung naik, sama halnya seperti rupiah dan dollar AS, ketika seseorang banyak yang menukarkan rupiah mereka ke dollar AS otomatis permintaan dollar AS akan tinggi. 

Hal ini menyebabkan dollar AS akan menguat atau dalam istilah ekonomi dollar AS akan terapresiasi terhadap rupiah. Dollar AS akan terus naik ketika orang yang memegang mata uang rupiah berbondong-bondong menukarkan mata uang dollar AS dan berlaku juga sebaliknya. Kasus seperti ini tidak hanya berlaku pada rupiah dan dollar AS namun berlaku untuk semua mata uang negara. Faktor permintaan dan penawaran mata uang dipengaruhi oleh beberapa hal misalnya prospek investasi, perdagangan ekspor impor dan konsensus bersama.

Awal tahun 2020 ditengah penyebaran Covid-19 nilai tukar rupiah terhadap dollar AS terus bergerak melemah. Saat ini rupiah menyentuh angka Rp 16.190 per dollar AS. Penyebaran Covid-19 terus menggerus penguatan rupiah terhadap dollar AS. Sejak Covid-19 merebak ke berbagai negara pada Januari 2020 rupiah terus mengalami pelemahan, pergerakan rupiah dari Februari hingga Maret menunjukkan pelemahan. Kurs rupiah akan terus berada pada posisi rentan akibat penybaran Covid-19 yang menyebabkan ketidakpastian global. 

Penyesuaian aliran modal asing di pasar keuangan domestik pasca meluasnya Covid-19 menekan nilai tukar rupiah sejak pertengahan Februari 2020. Hal ini dikarenakan berkurangnya aliran modal asing akibat meningkatnya ketidakpastian pasar keuangan global yang memberikan tekanan terhadap nilai tukar rupiah. . Hingga saaat ini Maret rupiah masih melemah dibandingkan Februari 2020, dan jika dibandingkan dengan akhir 2019 rupiah terdepresiasi sebesar 8,77% seiring dengan pelemahan mata uang negara berkembang lainnya.

Penyebab Rupiah Melemah

Pelemahan rupiah dipicu terjadinya wabah Covid-19 yang berdampak pada semua negara.

Rupiah berada posisi terlemah sepanjang sejarah jika mengacu pada penutupan perdagangan. posisi rupiah terlemah sepanjang sejarah secara intraday adan pada Rp 16.800 yang terjadi pada Juni 1998 ketika terjadinya krisis moneter. Pada saat ini faktor dalam negeri yang meyebabkan melemahnya rupiah adalah penyebaran Covid-19. 

Kebijakan pemerintah untuk mebatasi kegiatan di luar rumah menyebabkan penurunan aktivitas publik yang berdampak terhadap kelesuan ekonomi. Oleh karena itu Bank Indonesia mengambil tindakan untuk menurunkan proyeksi pertumbuhan ekonomi domestik tahun 2020 dari 5-5,4% menjadi 4,2-4,6%. 

Fundamental ekonomi Indonesia masih dinilai kuat dalam menghadapi level nilai tukar rupiah saat ini. Kebijakan yang diambil Bank Indonesia dalam menurunkan suku bunga acuan pada level 4,5 persen juga belum memiliki dampak besar saat ini. Rupiah terus mengalami pelemahan hingga 25 Maret 2020. Menurut gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo mengatakan depresiasi nilai tukar yang sedang dialami Indonesia saat ini juga dialami oleh negara lain bahkan pasar global secara keseluruhan. 

Penyebabnya adalah sentimen terhadap penyebaran Covid-19. Perry mengatakan investor global sedang mengalami ketidakpastian yang sangat tinggi, maka hal ini lah yang juga mempengaruhi rupiah. Perry Warjiyo juga mengatakan Dow Jones anjlok, premi meningkat. Investor global di semua negara terdampak Covid-19 dan hampir semua melepas asetnya.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun