Salah satu segmen kehidupan yang menarik dan paling mempengaruhi dari pendiri Starbucks, Howard Schultz adalah saat ia masih berumur 7 tahun. Kisah ini saya temukan dalam buku "The True North" karya Bill George.
Pada musim dingin tahun 1961, Howard Schultz masih berumur 7 tahun. Ia sedang bermain di halaman bawah rumah susun bersubsidi milik keluarganya di Brooklyn, New York. Ibunya berteriak dari lantai 7, "Howard, masuk ke dalam. Ayah mengalami kecelakaan."
Di ruang tamu mereka yang mungil, ia temukan kaki ayahnya dibalut gips. Rupanya ayah Howard, seorang driver pengiriman barang, jatuh terpeleset dan patah pergelangan kakinya. Akibatnya, ayahnya kehilangan pekerjaan. Jaminan kesehatan keluarga dan kompensasi untuk pekerja kelas rendah tidak ada, sedangkan ibu Howard tidak bisa bekerja karena sedang hamil tujuh bulan.
Berbulan-bulan kemudian, Howard mendengar betapa orang tuanya berdebat di meja makan tentang berapa banyak uang yang mereka butuhkan, dan siapa yang bisa dipinjami uang. Jika telepon berdering, ibunya memintanya untuk menjawab panggilan dan memberitahu penagih utang bahwa orang tuanya tidak ada di rumah.
Howard kecil bersumpah bahwa seandainya suatu saat ia memiliki kesempatan, ia akan melakukan hal yang berbeda. Ia bermimpi membangun sebuah perusahaan yang memperlakukan karyawannya dengan baik dan memperhatikan kesehatan seluruh karyawannya tanpa terkecuali. Dan ternyata impiannya terwujud.
Saat cerita ini dibukukan (2007), ia "baru" memimpin 140.000 karyawan yang bekerja di 11.000 toko di seluruh dunia. Data terakhir di wikipedia (tahun 2012), tercatat kedainya sudah mencapai 20.336 kedai di 61 negara, termasuk 13.123 di Amerika Serikat, 1.299 di Kanada, 977 di Jepang, 793 di Britania Raya, 732 di Cina, 473 di Korea Selatan, 363 di Meksiko, 282 di Taiwan, 204 di Filipina, dan 164 di Thailand, dan saat ini masih terus bertambah.
Howard termotivasi oleh pengalaman hidupnya. Kenangan terhadap kurangnya perhatian perusahaan terhadap kesehatan ayahnya yang hanya pegawai rendahan, membuat Starbucks menjadi perusahaan Amerika pertama yang menyediakan akses kesehatan untuk seluruh karyawannya tanpa kecuali, termasuk karyawan blue collar.
Pemimpin yang terinspirasi oleh kisah hidupnya dalam kebijakan dan gaya memimpin, disebut dengan istilah authentic leader -pemimpin yang otentik. Howard menggunakan pengalaman hidupnya untuk membayangkan jenis perusahaan yang ingin ia ciptakan. Ia tidak ingin mengulangi pengalaman buruknya dengan cara membuat kebijakan-kebijakan yang dahsyat.
Namun, tidak semua orang mampu menggunakan pengalaman buruknya untuk membuat gaya memimpinnya menjadi baik bagi orang lain. Contoh sebaliknya adalah kebijakan dan gaya kepemimpinan Hitler yang begitu mengerikan karena diilhami oleh masa kecilnya yang tertindas.
Sedikit saja contoh pengalaman hidup dan gaya kepemimpinan Jokowi. Pengalaman hidup Jokowi sebagai mahasiswa UGM di Jogja, kota sederhana dan ramah pasti mempengaruhinya. Blusukannya Jokowi, bukan sesuatu yang baru dilakukannya. Tapi memang begitulah kami mahasiswa Jogja. Suka menjelajah. Mengobservasi segala sesuatu dengan melihat.
Penyelesaian masalah gaya Jawa-nya yang merendah, ternyata sukses juga dalam menyelesaikan kebuntuan politik saat ini. Momen saat ia mendatangi rumah Prabowo untuk mengucapkan selamat ulang tahun adalah momen pemecahan masalah cerdas yang lahir dari kristalisasi pengalaman hidupnya. Kejadian selanjutnya, kita semua melihat efek bola salju, dimana pencairan suhu politik terjadi.